Kamis, 31 Januari 2013

Pentingnya Mengkaji dan Mengritisi Ajaran Kristen



Berusaha Mencari Kebenaran Dengan Bersikap Kritis 

Terhadap Ajaran Kristen



Saya yakin jika semua umat Kristiani mau sedikit saja mencermati tulisan-­tulisan para Kristolog muslim (lewat buku-buku yang sudah banyak terbit), bukan tidak mungkin akan terjadi perobahan sikap terhadap apa yang selama ini mereka imani, apalagi si penulisnya adalah kebanyakan seorang mantan Kristen yang khusus mendalami dan mengkritisi kandungan Alkitab yang dulunya pernah dia imani.

Seandainya umat Kristiani benar-benar beriman kepada firman Allah dan sabda Yesus yang tertulis dalam Alkitab, saya yakin akan tipis sekali perbedaan antara ajaran Nabi Isa dalam Alkitab dan ajaran Nabi Muhammad. Jika Pertanyaan-pertanyaan yang akan disajikan di blog ini berhadiah dan jika kalau ternyata dari semua pertanyaan yang berhadiah 10 juta tiap pertanyaan, tidak ada jawabannya, itu menunjukkan bahwa sebagian besar amalan yang dilakukan oleh teman-teman kita yang beragama Kristen, adalah ajaran manusia atau para pemimpin agamanya, bukan berdasarkan firman Allah dalam Alkitab. Lebih parah lagi jika kita lihat di Eropa, ternyata sebagian besar umat Kristiani sudah meninggalkan gereja mereka tidak yakin lagi dengan Bible yang ternyata isinya banyak yang tidak rasional. Bahkan ada sebagian gereja yang dijual karena tidak ada penghuninya. (jika di eropa ajaran kristen sudah tidak banyak peminat, maka penginjilan mereka beralih ke asia seperti di pedalaman-pedalaman di indonesia dengan iming-iming materi, dan sudah pasti di sokong dengan dana yang tidak sedikit, terbukti banyak sekali pendirian-pendirian sekolah-sekolah Alkitab) 

Umat Kristiani di negara kita merasa tabu jika mengkritisi Alkitab (Bible), seolah kualat jika membedah kandungan kitab sucinya, karena selama ini dianggap tidak mungkin ada vang salah. Padahal di negara Barat seperti Eropa dan juga Amerika, justru mereka dengan sengaja mengadakan seminar membahas isi kandungan Bible tsb. The Five Gospels adalah salah satu kitab yang pernah diseminarkan oleh 76 ahli dari berbagai universitas terkenal dari seluruh dunia. Maksud seminar tersebut adalah "To Search for The Autentic Words of Jesus" and "What did Jesus Really Say?" Pesertanya tidak ada yang Islam, tidak ada satupun berasal dari Indonesia. Hasilnya sungguh mengejutkan; kesimpulannya :

"Eighty two percent of the words aseribed to Jesus in the gospels were not actually spoken by him."

(Delapan puluh dua persen kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di dalam Injil, tidaklah benar-benar diucapkan oleh Yesus)

Nah jika 82% Injil tsb bukan ucapan Yesus, itu berarti hanya 18% saja seluruh isi Injil itu yang dianggap ucapan Yesus.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar