Diambil dari buku :
Dialog Seputar Trinitas
Menapaktilasi Asal-usul Dogma Ketuhanan Kristen
Oleh : H.S. Munir,SKM. MPH.
Kata Pengantar
|
Pertama-tama, segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT. Atas taufiq dan hidayahNya sehingga tulisan ini dapat hadir kehadapan para
saudaraku Muslim.
Dalam
beberapa perjumpaan dan percakapan kami dengan saudara sesama Muslim, terlontar
kekhawatiran mereka atas maraknya buku-buku dan selebaran Kristen yang
seharusnya khusus untuk mereka, tetapi ternyata banyak yang jatuh baik disengaja
maupun tidak sengaja ke tangan saudaraku Muslim.
Buku-buku
dan selebaran tersebut dikemas sedemikian rupa dengan menggunakan ayat-ayat
Al-Qur'an dan Hadits keluar dari konteksnya (Armstrong,1992) untuk menunjukkan
seakan-akan umat Islam telah sesat dan umat Kristenlah yang benar dan selamat.
Buku-buku dan selebaran tersebut kalau hanya dibaca sepintas, atau oleh mereka
yang belum memahami sejarah dan ajaran Nabi Isa (Yesus), akan mudah terhanyut
oleh arguman mereka.
Sudah
tidak terhitung jumlahnya saudara-saudaraku Muslim yang terjebak rayuan tulisan
tersebut, ditambah lagi iming-iming dan kemudahan serta fasilitas bagi mereka
yang murtad.
Untuk itu
dorongan saudara-saudaraku Muslim untuk menanggapi tulisan mereka yang
mendis-kreditkan Islam, kami sambut dengan penuh rasa tanggung jawab. Semoga
Allah SWT. Selalu membimbing hambanya yang senantiasa berupaya mengungkapkan
fakta-fakta sejarah maupun hasil penelitian para pakar
internasional.
Salah
satu buku yang saya tanggapi dalam tulisan ini adalah "Keilahian Yesus Kristus
dan Allah Tritunggal yang Esa". Buku ini merupakan kumpulan tulisan Hamran
Ambrie yang diterbitkan oleh Christian Center Nehemia Jakarta.
Berikut
ini kami perlihatkan beberapa pernyataan Hamran Ambrie yang mengaitkan
tulisannya dengan ajaran Islam maupun umat Islam.
1. Umat
Islam apriori menolak paham Kristen.
2. Kesulitan bagi saudara-saudara kita golongan Islam untuk memahami ajaran Kristen mengenai hubungan Allah dan Yesus.
3. Firman
itu tidak lagi disampaikan kepada Yesus berupa wahyu.
4. Yesus adalah Allah yang nampak. Kalimat ini pasti mengagetkan perasan golongan Islam.
5.
Kesulitan pihak golongan Islam memahami hubungan Allah dengan Yesus.
6. Orang
Kristen menjadikan Yesus dan Ibunya menjadi ilah (tuhan) disamping Allah adalah
tidak benar. Ajaran Kristen tidak mengajarkan demikian.
7. Surat
al-Jin : 3 digunakan oleh ulama Islam untuk menentang pengakuan orang-orang
Kristen mengenai Yesus sebagai Anak Allah.
8.
Penyebab utama saudara-saudara Muslim tidak menerima Yesus sebagai Tuhan dan
anak Allah disebabkab salahnya pengertian dan tidak pernah mempelajari secara
wajar dan tuntas menurut Alkitab.
9. Di
peringkat Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat inilah yang menjadi sandungan
utama bagi setiap Muslim untuk menerima Yesus jadi panutan mereka.
10. Jelas dasar pengertian mereka (Muslim) memang salah, tidak berdasarkan kebenaran yang wajar, tidak ditunjang oleh Alkitab.
11.
Karena itu penyebuatan "Muhammad Utusan Allah", sudah tidak relevan lagi, karena
Yesus adalah nabi terakhir sudah menjadi batasan yang tidak boleh dilampaui
lagi.
|
Kalau
saudara-saudara Muslim tidak bereaksi untuk meluruskan pernyataanpernyataan
ini, akan mudah menjadikan dalih bahwa mereka adalah benar.
Untuk itulah buku ini kami tulis dalam bentuk tanya jawab untuk memudahkan umat Islam memahami fakta-fakta sejarah dari hasil penelitian para pakar Alkitab dan sejarawan Internasional yang terangkum didalamnya.
Untuk itulah buku ini kami tulis dalam bentuk tanya jawab untuk memudahkan umat Islam memahami fakta-fakta sejarah dari hasil penelitian para pakar Alkitab dan sejarawan Internasional yang terangkum didalamnya.
Buku ini
tidak akan mungkin sampai ketangan saudaraku Muslim tanpa dukungan, baik moril
maupun materiil dari berbagai pihak.
Penulis
ingin menyatakan utang budi yang tak terhingga kepada para sejarawan, pakar
Alkitab dan tokoh Kristen Internasional yang dengan jujur, berani mengungkapkan
kebenaran walaupun kenyataan pahit harus mereka hadapi.
Penulis
juga ingin menyatakan rasa hormat terutama kepada Uskup Agung Prof. Jenkins,
Pemimpin Gereja tertinggi keempat di inggris, yang tidak takut kehilangan
jabatan dengan menyatakan bahwa Kebangkitan Yesus dari kubur sesungguhnya tidak
pernah terjadi; John Allegro, anggota tim penerjemah Naskah Laut Mati, yang
dipecat karena mengumumkan naskah yang dianggap rawan dan dapat menggoncangkan
keimanan umat Kristen; Rev. Dr. Charles Francis Potter, yang membuktikan dari
Naskah Laut Mati bahwa Roh Kudus sebagai oknum yang disembah, tidak dikenal di
zaman Yesus; Dr. Robert W. Funk, Professor Ilmu Perjanjian Baru dari Universitas
Harvard bersama 74 pakar Alkitab lainnya yang dihujat umat Kristen Amerika dan
dunia karena membuktikan bahwa hanya 18 persen ucapan Yesus dalam Alkitab yang
diangap asli; Dr. Barbara Thierings Guru Besar Universitas Sydney Australia yang
dihujat umat Kristen Australia karena dari hasil penelitiannya selama 20 tahun
terhadap Naskah Laut Mati, menemukan bahwa Yesus tidak mati di tiang salib;
Prof. David Friedrich Strauss, yang dipecat seumur hidup sebagai guru besar
agama Kristen, karena mengatakan bahwa Injil dalam Alkitab adalah campuran
antara fakta, dongeng dan khayalan, dan masih ribuan lainnya yang tidak sempat
disebutkan nama meraka satu-persatu, yang ikhlas dipecat atau dihujat umatnya
hanya karena mengemukakan kenyataan yang bertentangan dengan keimanan
Kristen.
Penulis
yakin, tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan sumbangan pikiran dan saran serta kritikan yang mengarah kepada
kesempurnaan tulisan ini.
Semoga
tulisan ini akan bermanfaat bagi saudarku Muslim, walaupun hanya berupa setitik
embun di tengah kehausan umat akan ilmu dan informasi yang
benar.
Penulis.
CATATAN PENULIS
1. Dalam
buku ini penulis menyebut Yesus yang artinya sama dengan Nabi Isa AS. Ini
dimaksudkan untuk menghindari kesan seakan-akan kedua istilah tersebut
berbeda.
2. Pengertian kata Tuhan dalam tulisan ini adalah pencipta, penguasa,
dan pemelihara alam semesta sebagaimana yang di pahami umat Islam. Pengertian
kata Tuhan dalam Alkitab maupun Gereja disesuaiakan dengan apa yang dimaksud
dalam ayat Alkitab tersebut.
3. Pengertian kata Gereja dalam tulisan ini adalah Otoritas Kristen
yang berhak mengeluarkan pernyataan.
4. Dalam
mengutip pendapat para tokoh Kristen, pakar Alkitab maupun sejarawan
internasional, penulis menganut metoda terjemahan AlQur'an dengan mencantumkan
pernyataan yang di kutip dalam bahasa inggris untuk menjaga keasliannya,
kemudian disusul dengan terjemahan kedalam bahasa Indonesia oleh penulis. Oleh
karena itu kalau kemampuan penulis dirasakan terbatas dalam menerjemahkan
pernyataan mereka, pembaca yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
dapat memberikan saran perbaikan terjemahannya.
5. Al-Qur'an berbahasa Indonesia yang digunakan dalam tulis adalah
AlQur'an dan Terjemahnya, terbitan Mujamma' Khadim al-Haramain alMushaf
asy-Syarif, Madinah Almunawwarah. Dalam tulisan ini ada kalanya penulis
menggunakan kata Kristus untuk Almasih yang artinya sama saja.
6. Sedangkan Alkitab berbahasa Indonesia yang digunakan dalam tulisan
ini adalah Alkitab terbitan Lembaga Alkitab
Indonesia,Jakarta,1994.
Tanya
Apa arti kata Trinitas? Apa yang dimaksud dangan Trinitas dalam ajaran Kristen? Dari mana pemimpin gereja memetik ajaran tentang tiga Tuhan?
BAB I ARTI & ASAL TRINIAS |
Tanya
Apa arti kata Trinitas? Apa yang dimaksud dangan Trinitas dalam ajaran Kristen? Dari mana pemimpin gereja memetik ajaran tentang tiga Tuhan?
Jawab
Trinitas berarti kesatuan dari
tiga. Trinitas dalam Kristen adalah Tiga Tuhan yakni Tuhan Allah, Tuhan Yesus
dan Tuhan Roh Kudus dan ketiganya adalah satu.
Dogma ini berasal dari paham Platonis yang diajarkan
oleh Plato (?-347 SM), dan dianut para pemimpin Gereja sejak abad II (Tony lane
1984). Edward Gibbon dalam bukunya The Decline and fall of the Roman
Empire, hal 388, mengatakan:
-
"Plato consider the divine nature under the thee fold modification: of the first cause, the reason, or Logos; and the soul or spirit of the universe...the Platonic system as three Gods, united with each other by a mysterious and ineffable qeneration; and the Logos was particularly considered under the more accessible character of the Son of an eternal Father and the Creator and Governor of the world".(Plato menganggap keilahian alami terdiri dari atas tiga bagian: Penyebab awal, Firman (Logos), dan Roh alam semesta....Sistem Platonis sebagai tiga Tuhan, bersatu antara satu dengan lainnya melalui kehidupan yang baka dan misterius; dan Firman (Logos) secara khusus dianggap yang paling tepat sebagai Anak Bapak yang baka dan sebagai pencipta dan penguasa alam semesta).
Ajaran tiga Tuhan dalam satu ini
bukan hanya dianut masyarakat Yunani dan Romawi, tetapi juga mereka yang
mendiami wilayah Asia Barat, Tengah, Afrika Utara dan pengaruhnya menjalar ke
beberapa kawasan lainnya di dunia.
-
Watch Tower and Bible Tract Society of Pennsylvania, 1984, menjelaskan:
"Throuqhout the ancient word, as far back as Babylonia the worship of paqan qods qrouped in triplets were common. This practice was also prevalent, before, during, and after Christ in Egypt, Greece and Rome. After the death of the Apostles, such pagan be(iefs beqan to invade Christianity".(Dunia di zaman purbakala, sejak masa kerajaan Babilonia, sudah terbiasa menyembah berhala, tiga Tuhan dalam satu. Kebiasaan ini juga banyak ditemukan di Mesir, Yunani dan Romawi, baik sebelum, selama maupun sesudah Yesus. Setelah kematian murid-murid Yesus, kepercayaan penyembah berhala ini kemudian merasuk ke dalam agama Kristen).
Tanya
Apa definisi
Trinitas?
Jawab
-
1. Athanasian Creed (abad VI) mendefinisikan Trinita sebagai:
"The Father is God, the Son is God, and the Holy Ghost is God. And yet there Gods but one God".(Bapak adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan. Namun bukan tiga Tuhan melainkan satu Tuhan.) -
2. The Orthodox Christianity kemudian mendefinisikan lagi Trinitas sebagai:
"The Father is God, the Son is God, and the Holy Spirit is God, and toqether, not exclusively, the form one God".(Bapak adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan, dan bersama-sama, bukan sendiri-sendiri, membentuk satu Tuhan.)
Sebelumnya sudah banyak para
pemimpin Gereja yang mencoba memasukkan ajaran Platonis dan agama Mesir tentang
tiga Tuhan dalam satu. Namun upaya tesebut baru pada tahap adanya tiga unsur
atau oknum yang memiliki ikatan satu dengan lainnya. Ketetapan ketiga oknum:
Tuhan, Anak dan Roh Kudus masing-masing dianggap Tuhan setara dan abadi, tidak
pernah ada sebelum ditetapkananya Athanasian Creed di abad ke
IV.
Tanya
Sebutkan beberapa
diantaranya!
Jawab
1.
Irenaeus (125-203) menjelaskan bahwa Tuhan tidak sendirian. Selalu ada
Firman dan Hikmah bersamanya, Anak dan Roh, yang melaluinya Tuhan menciptakan
segala sesuatu secara bebas dan spontan.
-
"The Church, though scattered thou~h out the whole world to the earth, has received from the apostles and their discip(es this faith: in one God, the Father almighty, maker of heaven and earth and sea and all thing in them; and in one Christ Jesus, the Son of God, who was made flesh for our salvation, and in the Holy Spirit,..."(Gereja, yang walaupun tersebar di seluruh dunia, sampai ke ujung bumi, telah menerima dari para Rasul dan murid-murid mereka keyakinan ini: (Percaya) kepada Tuhan Yang Maha Besar, pencipta Sorga dan bumi dan laut dan segala yang ada di dalamnya; dan dalam satu Kristus, Yesus, Anak Tunggal Allah, yang telah menjadi daging demi keselamatan kita, dan didalam Roh Kudus).
Dalam definisi ini jelas sekali
bahwa sampai akhir abad II, para pemimpin Gereja dan umat Kristiani masih
beranggapan bahwa Allah (Bapa) adalah satu-satunya Tuhan yang Maha Besar. Yesus
hanya dikenal sebagai Anak Allah sebagaimana yang dikampanyekan
Paulus.
2.
Tertulian (160-230) merupakan yang pertama menggunakan istilah Trinitas.
Dia mendefinisikan Trinitas sebagai: "una substantia trepersonae" (satu zat
dalam tiga oknum). Dia mengatakan :
-
Let us preserve the mystery of the divine economy which dispose the unity into trinity, the Father, the Son, and the Holy Spirit, three not in essence but in grade, not in substance but in form".(Marilah kita menjaga misteri ikatan keilahian yang menjelaskan kesatuan dari yang tiga, Bapa, Anak dan Roh Kudus, tiga bukan dalam sari, tetapi dalam tingkatan, bukan dalam zat tetapi dalam bentuk.)
Menurut Tertullian ketiga oknum,
Bapa, Anak, dan Roh Kudus memiliki tingkatan yang
berbeda-beda.
3. Origen
(185-250) mengajarkan tiga Tuhan dalam Trinitas bertingkat: Bapa lebih besar
dari Anak, yang lebih besar dari Roh Kudus. Hanya Bapa satu-satunya Tuhan yang
sesungguhnya.
-
"First, that there is one God....Secondly, that Jesus Christ himself....was born of the Father before all creatures....Thirdly, that the Holy Spirit was associated in honor and dignity with the Father and Son...."(Pertama bahwa ada satu Tuhan....Kedua bahwa Yesus Kristus sendiri....lahir dari Bapa sebelum segala sesuatu dicipta....Ketiga, bahwa Roh Kudus berkaitan dalam kemuliaan dan kehormatan dengan Bapak dan Anak. )
Dalam definisinya, Origen menegaskan bahwa Tuhan Allah
itu Esa. Kedudukan Yesus adalah dibawah Tuhan Allah (Bapa), dan kedudukan Roh
Kudus dibawah Yesus.
BAB II BENARKAH YESUS MENGAJARKAN TRINITAS? |
Tanya
Apakah
Allah mewahyukan dan mendefinisikan Trinitas kepada Yesus?
Jawab
Berdasarkan Alkitab, Allah tidak pernah mewahyukan dan mendefinisikan
Trinitas kepada Yesus. Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Allah mewahyukan
Trinitas Kepadanya. Yesus sendiri tidak pernah menyebut-nyebut Trinitas, apalagi
akan mengatakan bahwa dirinya adalah anggota Trinitas.
A.N.Wilson dalam bukunya Jesus A Life, 1992, hal XVI
mengatakan:
-
"1 had to admit that 1 found it impossible to believe that a first-century Galilean holy man (Jesus) had at any time of this life believed himself to be the Second Person of the Trinity)(Saya harus mengakui bahwa memang tidak mungkin untuk mempercayai bahwa orang suci dari Galelia abad I (Yesus) pernah sekali saja dalam hidupnya merasa dirinya sebagai oknum kedua dari Trinitas.)
Tanya
Apakah
Allah pernah mewahyukan Trinitas kepada Para Nabi sebelum
Yesus?
Jawab
Allah
tidak pernah mewahyukan maupun mendefinisikan Trinitas kepada Nabinabi sebelum
Yesus. Mereka semua menerima wahyu tentang Tauhid. Tidak secuil pun ajaran
tentang Trinitas dalam Perjanjian Lama.
Buku
encyclopedia of Religion mengakui:
-
"Theologians today are in agreement that the Hebrew Bible does not contain a doctrine of the Trinity".
(Para ilmuwan Kristen saat ini sepakat bahwa ajaran Trinitas tidak ada dalam Alkitab bahasa Ibrani /Perjanjian Lama.)
Selanjutnya buku New Catholic
Encyclopedia juga
mengatakan:
-
"The doctrine of the Holy Trinity is not taught in thr Old Testament".
(Ajaran Trinitas tidak pernah diajarkan dalam Perjanjian Lama)
Perhatikanlah apa yang disampaikan oleh para nabi yang diutus Allah
dalam Perjanjian Lama:
"Dengarlah hai orang
Israel: Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa" (ulangan 6:4) "Akulah Allah dan tidak
ada yang lain. Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku" (Yesaya
46:9)
Andaikata
Allah mewahyukan Trinitas kepada nabi-nabi Yahudi sebelum Yesus, sudah lama
orang Yahudi menyembah Trinitas. Namun bagaimana mungkin Allah mewahyukan
Trinitas kepada umat Yahudi, sementara Yesus, salah seorang anggotanya, baru
lahir, lama setelah para nabi-nabi ternama seperti Nuh, Ibrahim, Musa, Daud dan
lain-lain tiada.
Tanya
Apakah
Yesus mengajarkan dan mendefinisikan Trinitas kepada Murid
muridnya?
Jawab
Yesus
tidak pernah mengajarkan atau mendefinisikan Trinitas kepada muridmuridnya.
Sebaliknya beliau mengajarkan keesaan Allah.
"Denqarlah hai oranq Israel: Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa" (Markus
12:29)
Sejarawan
Arthur Weigall dalam bukunya Paganism in Our
Chrisrianity mengatakan
:
-
"Jesus Christ never mentioned such a phenomenon, and nowhere in the New Testament does the word Trinity appear. The idea was only adopted by the Church three hundred years after the death of our Lord".(Yesus Kristus tidak pernah menyinggung tentang fenomena seperti itu (Trinitas), dan kata Trinitas tidak di temukan dimana pun dalam kitab Perjanjian Baru. Ide ini baru dianut Gereja tiga ratus tahun setelah Yesus tiada)
Dalam
Al-Qur'an Allah menegaskan bahwa Yesus tidak pernah mengajarkan
Trinitas:
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-oranq yanq berkata: 'Sesungguhnya
Allah ialah Almasih putra Maryam', padahal Almasih (sendiri) berkata: 'Hai Bani
Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu'.'Sesungguhnya oranq yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka
pasti Allah mengharamkan sorqa baginya, dan tempatnya ia(ah neraka, tidaklah ada
bagi orang-oranq zalim itu seorang penolong pun." (Q.S. al-Maidah
5:72)
Tanya
Bukankah
Hamran Ambrie ketika ditanya oleh Prof. H.M.Rasyidi, apakah
Trinitas diajarkan Yesus, menjawab Ya, dengan mengutip Matius 28:19?
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" . (Matius 28:19)
Jawab
Ayat yang
dikutip Hamran Ambrie diatas adalah ayat palsu. Sebenarnya, Injil Matius
pasal 28 berakhir pada ayat 15, sedangkan lima ayat berikutnya, Matius
28:16-20, adalah ayat-ayat yang baru ditambahkan oleh gereja kemudian.
Mereka yang dikaruniai akal sehat dan membaca pasal 28 ini dengan cermat akan
segera mendeteksi bahwa injil Matius 28:15 merupakan penutup Injil
Matius.
"Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada
mereka. Dan cerita ini tersiar diantara orang Yahudi sampai saat ini".
(Matius 28:15)
Perhatikan kata-kata yang tercetak tebal di atas, "cerita ini tersiar
sampai saat ini" menunjukkan bahwa peristiwanya sudah lama berlaku. Ini
memperlihatkan bahwa Injil ini sudah lama selesai ditulis. Cerita ini sudah
menjadi cerita rakyat yang terus dipupuk selama puluhan tahun, baru kemudian
ayat 16-20 ditambahkan.
Namun
karena Gereja ingin menambahkan doktrin keimanan mereka dalam Injil, sehingga
tanpa malu-malu mereka menambahkan ayat-ayat palsu tersebut, walaupun akhirnya
janggal di kuping yang mendengarnya.
Mengenai
ayat-ayat palsu yang baru ditambahkan oleh Gereja ini, perlihatkanlah pernyataan
para pakar Alkitab dan sejarah Kristen seperti Hugh J. Schonfield,
nominator pemenang Hadiah Nobel tahun 1959, dalam bukunya The Original New
Testament, hal 124:
-
"This (Matthew 28:15) would appear to be the end of the Gospel (of Matthew). What follows (Matthew 28:16-20) from the nature of what is said, would the be a latter addition"(Ayat ini (Matius 28:15) nampak sebagai penutup injil (Matius). Dengan demikian, ayat-ayat selanjutnya (Matius 28:16-20), dari kandungan isinya, nampak sebagai (ayat-ayat) yang baru ditambahkan kemudian. )
Selanjutnya, Robert Funk, Professor Ilmu Perjanjian Baru,
Universitas Harvards, dalam bukunya The Five
Gospels, mengomentari
ayat-ayat tambahan ini sebagai berikut :
-
"The great commission in Matthew 28:16-20 have been created by the individual evangelist...reflect the evangelist idea of launching a word mission of the church. Jesus probab(y had no idea of launching a world mission and certainly was not the institution builder. (It is) not reflect direct instruction from jesus".(Perintah utama dalam Matius 28:18-20....diciptakan oleh para penginjil....memperlihatkan ide untuk menyebarkan ajaran Kristen ke seluruh dunia. Yesus sangat mungkin tidak memiliki ide untuk menganjarkan ajarannya ke seluruh dunia dan (Yesus) sudah pasti bukan pendiri lembaga ini (agama Kristen). Ayat ini tidak menggambarkan perintah yang diucapkan Yesus.)
Meskipun
seandainya ayat tersebut diucapkan Yesus, belum dapat dianggap sebagai rumusan
Trinitas, sebab ayat ini hanya menyebut tiga oknum, dan tidak pernah mengatakan
bahwa yang tiga tersebut adalah satu.
Tanya
Apakah
murid-murid Yesus mengajarkan Trinitas?
Jawab
Murud-murid Yesus adalah orang-orang Yahudi. Mereka tidak pernah
mengajarkan Trinitas kepada golongan mereka. Apa yang mereka ajarkan adalah
ajaran Tauhid yang diajarkan Yesus kepada mereka. Dari ratusan Injil yang
tertulis di abad pertama sampai awal abad keempat, tidak satu pun yang
mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang harus di sembah. Pemimpin murid-murid
Yesus sepeninggal Yesus adalah adiknya sendiri, Yakobus, yang mengajarkan Tauhid
sebagaimana yang diajarkan Yesus. Sejarah memperlihatkan bahwa ajaran tentang
Trinitas mulai berkembang setelah Paulus mengawinkan ajaran Yahudi dengan ajaran
penyembah berhala, agar cocok dan dianut oleh penyembah berhala di bangsa-bangsa
selain Israel.
Ajaran
Trinitas menuju dan mencapai formulasi akhir setelah orang-orang Romawi dan
Mesir memasukkan ajaran penyembah berhala ke dalam ajaran
Kristen.
Perhatikanlah khotbah Petrus di Tripoli, Libia, yang diabadikan kedalam
kitab Pseudoclementine Homilies 11:35.
-
"Our Lord and Prophet (Yesus), who has sent us, declared to us that the Evil One, having disputed with him forty days, but failing to prevail against him, promise He would send Apostles from amonq his subjects to device them. Therefore, above all, remember to shun any Apostle, teacher, or prophet who does not accurately compare his teachinq with (that of) James....the brother of our Lord....and this, even if he comes to you with recommendations"
("Tuan dan nabi kita (Yesus), yang mengirim kami, menyatakan kepada kami bahwa Setan berdebat dengannya selama 40 hari, tetapi gagal mengalahkannya, dia berjanji (setan) akan mengirim rasul-rasul dari golongannya untuk menyesatkan mereka (pengikut-pengikut Yesus). Oleh karena itu sangat penting untuk di ingat, agar menghindari rasul, guru, atau (yang mengaku) nabi yang ajarannya tidak sesuai dengan ajaran (tauhid) Yakobus....saudara tuan saya (Yesus)....walaupun dia datang kepadamu dengan mengatakan bahwa dia sudah direstui".)
Dengan
memperhatikan khotabah Petrus diatas dengan mudah kita menebak siapa rasul, guru
dan nabi palsu yang dia maksudkan.
Encyclopedia of
Religion and Ethics
menjelaskan berikut ini :
-
"At first the Christian faith was not Trinitarian....lt was not so in the apostolic and sub aposto(ic ages, as reflected in the (New Testament) and other early Christian writings".(Pada mulanya keimanan Kristen bukan Trinitas....Tidak ada ajaran Trinitas di zaman murid-murid Yesus maupun sesudahnya, sebagaimana yang dapat dilihat dalam (Kitab Perjanjian Baru) maupun karya para penulis Kristen (saat itu).)
Tanya
Apakah
Paulus sebagai pendiri agama Kristen mengajarkan dan memformulasikan
Trinitas?
Jawab
Paulus
(5-67M) tidak pernah mengajarkan dan memformulasikan Trinitas . silahkan baca
surat-suratnya kepada orang-orang Romawi di Roma, Korintus, Filipi, Efesus dan
lain-lain, anda tidak akan menemukan secuil pun ajaran Trinitas di dalamnya.
Malah sebaliknya Paulus menekankan keesaan Tuhan.
"Memang benar ada banyak "Allah" (Tuhan) dan banyak
"tuhan" (tuanlpemimpin) yang demikian namun bagi kita hanya ada satu "Allah"
(Tuhan) Saja yaitu bapa, yang dari padaNya berasa( segala sesuatu dan yang untuk
Dia kita hidup, dan satu tuhan (tuanlpemimpin) saja, yaitu Yesus Kristus" (1
korintus 8:5-6)
Memang
jelas kelihatan bahwa Paulus berusaha sekuat tenaga untuk mengkultuskan Yesus
sebagai Anak Allah dan Juru Selamat, walaupun mendapat tantangan yang hebat dari
umat Yahudi yang mengharamkan istilah "Anak Allah" kepada Yesus. Namun paulus
belum sampai pada taraf mempertuhankan Yesus atau menyamakannya dengan Tuhan
Allah.
Tanya
Kalau
demikian,apakah kita masih dapat menemukan Trinitas dalam
Alkitab?
Jawab
Ajaran
Trinitas tidak ditemukan baik dalam kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian
Baru, Jesuit Edmund Fortman dalam bukunya The Triune God
menjelaskan:
-
"The Old Testament.... tells us nothing explicitly or by necessary implication of a Triune God who is Father, Son and Ho(y Spirit.... There is no evidence that any sacred writer ever suspected the existence of a (Trinity) whitin the Godhead.... Even to see in (the Old Testament) suggestion or foreshadowing or veiled siqn of the Trinity of persons, is to qo beyond the words and inent of the sacred writers".(Kitab Perjanjian Lama....tidak pernah mengatakan sesuatu secara jelas atau sekedar petunjuk tentang adanya Kesatuan Tiga Tuhan yakni Bapa, anak dan Roh Kudus....Tidak ada bukti tentang adanya penulis kitab suci yang memperkirakan adanya Kesatuan Tiga Tuhan.....Dugaan, adanya pendapat pendapat, bayangan, atau tanda-tanda terselubung tentang kesatuan tiga oknum dalam Kitab Perjanjian Lama, sama sekali di luar dari pengertian katakata maupun maksud para penulis kitab-kitab tersebut. )
-
Mengenai kitab Perjanjian Baru, buku Encyclopedia of Religion mengatakan :
"Theologians agree that the New Testament a(so does not contain an explicit doctrine of the Trinity".(Para ilmuwan Krisren sependapat bahwa ajaran Trinitas, juga tidak ada dalam Perjanjian Baru.)
Pernyataan tentang Trinitas (tiga dalam satu) ditemukan dalam Alkitab
berbahasa Indonesia (I Surat Yohanes
5:7) &
(Yohanes 5:8)
"Sebab
ada tiga yang memberi kesaksian [di
dalam sorga: Bapa Firman dan Roh Kudus dan ketiganya adalah satu".
(I Yohanes
5:7)Dan ada tiga yang memberi kesaksian di
bumi}: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
(I Yohanes 5:8) * * *
(I Yohanes 5:8) * * *
Ini
adalah satu-satunya formulasi Trinitas tentang Tuhan, Yesus dan Roh Kudus yang
dianggap sempurna yang ada dalam Alkitab. Namun kemudian ternyata bahwa ayat ini
(perhatikan tanda "{" yang di bubuhkan oleh penterjemah
Alkitab LAI) adalah ayat palsu yang baru diselipkan atas restu Gereja, ketika
Alkitab dicetak di Frankfurt, Jerman pada tahun 1574. Perhatikan catatan
kaki dari Alkitab New International Version, h. 907 yang
mengatakan:
"(Ayat ini) tidak
ditemukan di semua naskah Alkitab yanq ditulis sebelum abad
XVI ".
Sangat
disayangkan bahwa Lembaga Alkitab Indonesia tidak mau jujur menjelaskan bahwa
ayat dalam kurung tesebut ayat palsu.
Dengan
demikian, baik istilah Trinitas maupun ajaran tentang Trinitas tidak ada dalam
Alkitab.
catatan: * * * Ayat I Yohanes 5:8, sengaja saya tambahkan agar lebih memperjelas..(nono2005)
Tanya
Bukankah
Hamran Ambrie dalam ceramahnya tanggal 22 Juli 1979 mengatakan bahwa Trinitas
itu ada dalam Kitab Kejadian 1:1-4?
"Pada mulanya Allah (Tuhan) menciptakan langit dan
bumi ". (Kejadian 1:1) "....dan Roh Allah meayang-layang di atas permukaan air".
(Kejadian 1:2)
" Berfirmanlah Allah..." (Kejadian 1:3)
Bukankah
ayat-ayat diatas menggambarkan adanya Tuhan Allah, Firman (Yesus) dan Roh Kudus
yang bergotong royong mencipta alam semesta?
Jawab
Itu hanya
sekedar maunya Hamran Ambrie untuk menyesatkan umat. Bayangkan! Kitab Kejadian
adalah kitab umat Yahudi mulai Nabi Musa sampai dengan Nabi Isa (Yesus). Mana
ada nabi Yahudi yang pernah mengatakan bahwa ada yang namanya Yesus yang
kemudian menjadi Logos lalu menjadi Tuhan, yang turun kebumi mengambil bentuk
manusia yang bergotong royong bersama Tuhan Allah dan Roh Kudus, menciptakan
jagat raya ini. Ketika Yesus berkhotbah dari satu rumah ibadah ke rumah ibadah
lainnya, beliau tidak pernah mengatakan kepada umatnya, bahwa beliau bersama
Tuhan Allah dan Roh Kudus menciptakan alam semesta sebagaimana yang ditafsirkan
oleh para pemuka Gereja. Sebaliknya Yesus secara transparan menyatakan bahwa
bukan dia yang mencipta, tetapi Tuhan Allah satu-satunya
pencipta.
"Jawab Yesus: 'Tidakkah kamu baca, bahwa ia yang mencipakan manusia
sejak semu(a menjadikan mereka laki-laki dan perempuan"' (Matius
19:4)
Dengan
demikian pernyataan Hamran Ambrie bahwa Trinitas ada dalam Kitab Kejadian 1:1-4
adalah tidak benar.
Tanya
Kitab
Kejadian 1:3 mengatakan "Berfirmanlah Allah (Tuhan): `Jadilah Terang"'. Apakah
Firman dalam ayat ini bukan berarti Yesus?
Jawab
Siapa
yang menagatakan demikian? Tidak seorang pun nabi dalam Perjanjian Lama yang
mengatakan bahwa pada saat Tuhan berfirman ada oknum lain yang ikut besama Tuhan
Allah mencipta alam semesta. Para nabi sebelumnya tidak pernah mengajarkan Logos
filsafat Yunani. Apalagi mereka akan mengatakan bahwa yang berpartisipasi dalam
penciptaan jagat raya ini akan lahir dari rahim seorang perawan. Yesus sendiri
tidak pernah mengatakan kepada siapa pun bahwa dia ikut bergotong royong bersama
Tuhan Allah dan Roh Kudus menciptakan jagat raya ini yang kemudian diabadikan
dalam Kitab Kejadian 1:1-3. Malah sebalaiknya dengan tegas Yesus mengatakan
bahwa Tuhan Allah sendirlah yang mencipta tanpa kerterlibatan dirinya maupun Roh
Kudus.
"Jawab Yesus: 'Tidakkah kamu baca, bahwa ia yang mencipakan manusia
sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan"' (Matius
19:4)
Berdasarkan ayat ini, jelas bahwa yang dimaksud dengan firman adalah
firman yang diucapkan Allah dalam menciptakan segala sesuatu, yakni : "Kun"
(Jadilah)
"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari Tanah, kemudian Allah berfirman
kepadanya : "Jadilah" (seorang manusia) maka jadilah dia." (Ali Imran 3:59)
Tanya
Dari mana
bibit ide Ketuhanan Yesus itu?
Jawab
Ide itu
berasal dari paham penyembah berhala bahwa Tuhan beranak pinak di bumi.
Diberbagai wilayah dan kota-kota besar di kerajaan Romawi di luar Palestina
orang menyembah "Tuhan beserta keluarganya", mulai dari Tuhan tiga sampai
ratusan. Mereka menganggap bahwa setiap tindakan Tuhan menjadi oknum lain di
samping Tuhan. Misalnya firman Tuhan menjadi oknum lain (Anak Allah) yang
namanya Yesus. Tindakan Tuhan memberi hidup, menjadi oknum lain yang namanya Roh
Kudus.
Tanya
Siapa
pencetus ide "Anak Allah (Tuhan)"?
Jawab
Ide Anak
Tuhan merupakan hal yang lumrah di masyarakat Yahudi. Mereka menganggap bahwa
bangsa Israel adalah "Anak-anak Tuhan". Bagi mereka istilah "Anak Tuhan" bukan
untuk individu. "Anak-anak Tuhan" dalam pengertian individu merupakan paham
penyembah berhala yang menganggap bahwa Tuhan beranak di dunia. (Tillich
1968)
Drapper
dalam bukunya Conflict between Religion and Science
menceritakan bahwa Plato lahir di Athena tahun 429 SM. Ibunya adalah Paraction
yang bertunangan dengan Arus. Namun sebelum mereka menikah, Paraction telah
dihamili oleh Tuhan Apollo yang merupakan "Roh Kudus" dalam ketuhanan bangsa
Yunani. Tuhan Appolo mengancam Arus untuk menghormati Roh Kudus dan tidak
mendekati Paraction yang telah dihamilinya. Oleh sebab itu Plato di sebut "Anak
Tuhan". Pythagoras yang lahir tahun 575 SM yang dianggap lahir tanpa ayah, juga
disebut "Anak Tuhan".
Paulus
yang menganggap Yesus lahir melalui intervensi Roh Kudus, memperkenalkannya
kepada para penyembah berhala di kerajaan Romawi sebagai "Anak Tuhan
(Allah)".
"Jawab malaikat itu
kepadanya: `Roh Kudus akan turun atasmu dan Kuasa Allah yanq Maha Tinqqi akan
menaunqi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan akan
disebut kudus, Anak Allah" (Lukas 1:35).
"Ketika itu juga ia
memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak
Allah" (Kisah Para Rasul 9:20)
Pekerjaan
Paulus yang mulai merusak ajaran Tauhid yang diajarkan Yesus ini dikutuk oleh
Allah dalam surah Maryam 19:88-92:
"Dan mereka berkata:
'Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak'. Sesungguhnya kamu
telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat munqkar.
Hampir-hampir lagit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung
runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yanq Pemurah mempunyai anak" (Surah
Maryam 19:88-92)
Tanya
Apa arti
"Anak Tunggal Allah (Tuhan)"?
Jawab
Umat
Kristen dengan bangga menjelaskan bahwa Yesus diperanakkan bukan dicipta.
Menurut mereka, semua mahluk dicipta oleh Tuhan, demikian pula Nabi Adam. Tetapi
Yesus lahir dari intervensi Roh Kudus yang datang menaungi perawan Maria
sehingga hamil. Dari berbagai legenda, Tuhan menghamili seorang perempuan hanya
sekali, sehingga disetiap zaman hanya ada seorang Anak Tuhan (anak
tunggal).
"Jawab malaikat itu
kepadanya: 'Roh Kudus akan turun atasmu dan Kuasa Allah yang Maha Tinggi akan
menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan akan disebut kudus, Anak
Allah" (Lukas 1:35).
Tanya
Apakah
anak Allah (Tuhan) setara dengan Allah (Tuhan)?
Jawab
Dalam
filsafat Yunani, kedudukan Anak Tuhan dan dewa-dewa lainnya lebih rendah dari
Tuhan. Sesuai ajaran filsafat Yunani, ketika Tuhan yang suci tidak dapat
berhubungan dan menyelamatkan dunia serta manusia yang berdosa, dia mengirim
anaknya atau dewa lain untuk mengatasi persoalan di dunia. Para pemimpin Gereja
yang bermaksud untuk menaikkan kedudukan Yesus sebagai Anak Allah (Tuhan) agar
setara dengan Tuhan Bapa menghadapi berbagai kendala.
Pertama,
karena Bapa bukan Anak dan Anak bukan Bapa sehingga secara otomatis bapa
memiliki kekuasaan untuk memerintahkan Anak, tetapi tentu anak tiada punya kuasa
untuk memerintahkan Bapa.
Kedua,
karena Bapa bukan Anak dan Anak bukan Bapa, ada suatu saat dimana Bapa sudah
ada, sedangkan Anak belum ada. Kalau kedua-duanya sama-sama ada, tentu tidak ada
Bapa dan Anak, saudara pun tidak.
"....AnakKu Enqkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini".
(Kis. 13:33)
Ayat di
atas memperlihatkan bahwa kemarin Bapa sudah ada, sedangkan Anak belum ada. Jadi
pernyataan Hamran Ambrie dalam bukunya "Keilahian Yesus Kristus dan Allah
Tritunggal Yang Esa", ha1.116 yang mengatakan: "Tidak ada yang terdahulu atau
terkemudian diantara satu dengan yang lainya", adalah tidak
benar.
Ketiga,
karena para pemimpin Gereja mengatakan bahwa Bapa 100% Tuhan, sedangkan Anak
(Yesus) adalah 100% Tuhan dan sekaligus 100% manusia sehingga keduanya tidak
sama atau setara.
Tanya
Kapan SK
yang memutuskan Yesus 100% Tuhan sekaligus 100% manusia
ditetapkan?
Jawab
Hal itu
diputuskan pada konsili di Efesus Juni 431 (400 tahun setelah Yesus
tiada) yang disponsori oleh Kaisar Romawi, Theodosius
II.
Keputusan
ini kemudian diperkuat lagi olah SK yang diterbitkan dalam konsili di
Chalcedon, Oktober 451 yang juga disponsori oleh Kaisar Romawi saat itu,
Marcion.
Namun
pendirian yang mengatakan bahwa Yesus 100% manusia dan 100% Tuhan saat ini
mendapat tantangan yang luas dari para ilmuwan dan pakar
Alkitab.
Prof. John Hick
dalam bukunya The Myth of God Incarnate mengatakan:
Huston
Smith, pakar perbandingan
agama dalam bukunya The Word's
Religion hal 340
mengomentari ke-dwi sifat-an Yesus:
Randolph
Ross dalam bukunya
Command Sense Christiannity dengan tegas mengatakan:
Namun
walaupun ajaran yang tidak masuk akal ini mendapat tantangan dari para ilmuwan
dan pakar Alkitab, Gereja tetap mempertahankannya matimatian karena umat
Kristiani sudah terlanjur diajari bahwa dua kodrat Yesus merupakan syarat untuk
menjadikannya sebagai Juru Selamat sesuai ajaran agama Yunani.
Tanya
Apakah
Paulus pernah mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan atau setara dengan
Tuhan?
Jawab
Paulus
(5-67M) yang hidup di zaman Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Yesus adalah
Tuhan atau setara dengan Tuhan Allah.
Tanya
Apa upaya
yang dilakukan Gereja untuk menjadikan Anak Allah setara dengan
Allah?
Jawab
Dengan
mengatakan bahwa Anak Allah (Tuhan) adalah Logosnya filsafat
Yunani.
Tanya
Siapa
yang mengatakan bahwa Logos (Firman) adalah anak Allah
(Tuhan)?
Jawab
Yang
mengatakan demikian adalah Philo dari Alexandria. Dia mendefinisikan Logos
sebagai "Protogenes huios theou" (Anak sulung Tuhan). Paham penyembah berhala
ini dianut mentah-mentah oleh Hamran Ambrie dalam bukunya: "Keilahian
Yesus Kristus dan Allah Tritunggal Yang Esa" hal 19-20:
"Yesus, asal kejadiannya adalah dari zat Allah sendiri yaitu "Firman" atau kalam, dan Roh Kudus. (Matius 1:18). Firman dengan kata lain dikatakan juga "Anak Sulunq", ada sebelum segala makhluk diciptakan (Kolose 1:15) adalah zat Allah itu sendiri."
Gelar
anak Tuhan ini kemudian digunakan oleh Paulus untuk Yesus. Selanjutnya penyalin
Injil yang umumnya adalah para pengikut Paulus juga ikut-ikutan menyebut Yesus
sebagai Anak Allah (Tuhan), dengan menambahkannya kedalam ayat-ayat
Injil.
"Inilah permulaan Injil tentanq Yesus Kristus, Anak
Allah". (Markus 1:1) "Jawabnya (Sida-sida): 'Aku percaya bahwa Yesus
Kristus adalah Anak Allah"' (Kis. 8:37)
Kata
"Anak Allah" dari kedua ayat tersebut diatas adalah palsu. Kata-kata tersebut
tidak ada dalam teks Injil Markus maupun Kisah Para Rasul dari (Codex Vaticanus
dan Codex Sinaiticus) yang diperkirakan ditulis tahun 325M. kata "Anak Allah"
dalam kedua kitab diatas, baru diselipkan di akhir abad ke IV atau abad ke
V.
Tanya
Apakah
yang dimaksud dengan Logos dalam filsafat Yunani?
Jawab
Logos
adalah perantara antara Tuhan dan Manusia. Tuhan dipandang mulia, roh, dan baka,
sedangkan manusia dianggap dosa and fana. Adanya perbedaan antara Tuhan dan
manusia inilah yang menyebabkan Tuhan yang mulia tidak dapat berhubungan dengan
dunia dan manusia yang berdosa. Untuk memenuhi keinginan Tuhan yang ingin
menyelamatkan manusia dan dunia yang berdosa, Tuhan memerlukan perantara yang
kedudukannya berada di bawah Tuhan, tetapi diatas manusia. Perentara ini dalam
Filsafat Yunani disebut Logos, yang kemudian oleh Lembaga Alkitab Indonesia
disebut Firman. Padahal firman menurut Yesus sendiri adalah wahyu yang
diterimanya dari Tuhan Allah:
"Tetapi Yesus menjawab: 'Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti
saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah"' (Matius
4:4)
"Baranqsiapa menolak aku, dan tidak menerima perkataanku, ia sudah ada
hakimnya, yaitu firman yanq telah kukatakan, itulah yanq akan menjadi hakimnya
pada akhir zaman. Sebab aku berkata-kata bukan dari diriku sendiri, tetapi Bapa,
yang mengutus aku..." (Matius 12:48-49)
"Dan aku tahu, bahwa perintahNya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa
yang aku katakan, aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh bapa
kepadaku". (Yohanes 12:50)
Tanya
Mengapa
tidak sekalian saja menyebut Yesus dengan panggilan Logos atau Firman Tuhan
tanpa harus menyebutnya Anak Allah (Tuhan)?
Jawab
Permasalahan yang dihadapi Gereja adalah bahwa Logos dalam filsafat
Yunani adalah roh, sementara Yesus adalah manusia yang lengkap dengan tulang dan
daging. Oleh karena itu, agar Logos penyembah berhala dapat diterapkan pada diri
Yesus, maka Gereja kemudian menyatakan bahwa Logos telah menjadi deging, turun
ke dunia, lahir melalui rahim seorang perawan, dan menjadi Anak Allah dalam diri
Yesus.
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah
mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadanya
tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yohanes
3:16)
"Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraanya dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan
telah mengosongkan dirinya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi
sama dengan manusia". (Filipi
2:6-7)
Dengan
demikian gelar "Anak Allah" dibutuhkan sebagai gerbang pertemuan antara Yesus
dan Logos. Agar Yesus dapat tiba pada keilahian Logos, ia harus melalui
"gerbang" Anak Allah. Sementara bagi Logos untuk menjadi manusia harus lahir
dari perawan melalui intervensi Roh Kudus, sehingga anak yang dilahirkan menjadi
Anak Allah.
"Jawab malaikat itu kepadanya: 'Roh Kudus akan turun atasmu dan Kuasa
Allah yanq Maha Tinggi akan menaunqi engkau; sebab itu anak yang akan kau
lahirkan akan disebut kudus, Anak Allah" (Lukas 1:35).
Tanya
Apakah
Logos adalah Tuhan?
Jawab
Karena
logos dalam filsafat Yunani adalah perantara antara Tuhan dan manusia, sehingga
kedudukannya lebih rendah dari Tuhan oleh karena itu Logos bukan
Tuhan.
Tanya
Lalu
bagaiamana Logos yang kedudukannya lebih rendah dari Tuhan, kemudian dapat
menjadi Tuhan atau setara dengan Tuhan?
Jawab
Philo
dari Alexandria memperkenalkan ide Logos dari Tuhan tanpa iktikad mempersamakan
Logos dengan Tuhan, jauh sebelum penulisan Injil Yohanes.
"Pada
mulanya adalah Logos (Firman), Logos (Firman) itu bersama dengan Tuhan dan Logos
(Firman) itu berasal dari Tuhan".
Dalam
hymne Platonis (Yohanes 1:1-14) yang diperkenalkan oleh Philo ini, Logos bukan
Tuhan, tetapi lebih tepat disebut "firman Tuhan". Penyalin Injil Yohanes
kemudian memetik hymne ini dan menempatkannya sebagai pembukaan Injil Yohanes.
Tidak hanya sampai disini. Penyalin kemudian merubah anak
kalimat:
"Dan
Logos itu berasal dari Tuhan" menjadi "Dan Logos itu adalah
Tuhan".
Pencaplokan ajaran Platonis ini oleh penyalin Injil Yohanes dijelaskan
oleh Santo Augustinus dalam bukunya The Confession of Saint Augustine di bawah sub judul : Kitab Suci dan Filsafat
Penyembah Berhala.
Catatan
kaki Alkitab The New Testament of the New American Bible, 1970 hal 203,
memberikan alasan yang memperkuat pendapat bahwa Yohanes 1:1-18 bukan
merupakan bagian dari Injil Yohanes, tetapi merupakan karya lepas yang baru
dimasukkan sebagai pembuka Injil Yohanes oleh penyalin:
Kesengajaan Gereja untuk mempersamakan Logos dengan Tuhan diperlihatakan
oleh Athanasius dalam bukunya "The Incarnation of the Word" yang ditulis pada tahun 318M hal.4, dengan
mengatakan:
Dengan
demikian karena menurut Gereja Yesus adalah Logos, dan menurut Gereja pula,
Loqos adalah Tuhan Allah sehingga sim salabim, Yesus adalah Tuhan Allah yang
nampak, pesis seperti apa yang diinginkan Hamran Ambrie.
Semoga
dengan penjelasan ini umat Islam tidak kaget lagi dan tahu persis dari mana
asal-usul "Firman (Yesus) adalah Allah yang nampak", sebagaimana yang dituduhkan
oleh Hamran Ambrie.
Tanya
Mengapa
filsafat Yunani tentang Logos menjadi fondasi doktrin keimanan Kristen tentang
Yesus?
Jawab
Para
pemimpin gereja dan penginjil di kerajaan Romawi adalah pemeluk ajaran filsafat
Yunani atau setidaknya sangat dipengaruhi oleh pemikiran Yunani. Tony Lane dalam bukunya "Christian
Thought"
mengatakan:
Paul
Tillich dalam bukunya
"A History of Christian
Thought" menjelaskan
bagaimana ajaran teology Yunani merasuk kedalam doktrin Trinitas melalui Logos
(Firman).
Justine Martyr
dengan bangga
mengatakan:
Tanya
Apakah
Yesus mengajari murud-muridnya dan umat Israel tentang Logos , atau apakah
beliau pernah mengatakan bahwa dia adalah Logos?
Jawab
Ketika
Yesus diuji oleh Ahli Taurat dan orang-orang Saduki, apakah beliau sudah
tercemar oleh filsafat Yunani atau masih mempertahankan tauhid, beliau
memberikan jawaban yang tegas:
"Dengarlah hai orang Israel, Tuhan Allah kita,
Tuhan itu Esa". (Markus 12:29)
Disaat
yang sangat penting dan ditunggu-tunggu oleh pemuka agama Yahudi ini, Yesus
tidak pernah menyebut-nyebut Logos atau menyatakan dirinya sendiri sebagai Logos
(Firman hidup). Oleh karena itu para pemuka agama yahudi merasa lega dan
mengetakan:
"Tepat sekali, guru, benar katamu itu, bahwa Dia (Tuhan
Allah) esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia (Tuhan Allah)". (Markus
12:32)
Tanya
Siapa
yang menganjurkan untuk menyembah Logos/Firman?
Jawab
Yang
menganjurkan menyembah logos adalah Justine
Martyr (100-165 M). dia
terlahir dan dibesarkan dalam keluarga penyembah berhala (Delaney 1983). Dalam
upayanya untuk mengawinkan ajaran Kristen dan filsafat Yunani dalam bukunya
"2 Apology 13", dia mengatakan:
Dalam
pernyataannya ini, Logos Yunani yang telah menjadi daging, ikut disembah sebagai
obyek lain disamping Tuhan. Kata "next to" (kemudian dari, selanjutnya)
memberikan gambaran bahwa obyek lain tersebut kedudukannya lebih rendah dari
Tuhan. Apalagi Justin Martyr tidak pernah mengatakan bahwa Logos/Yesus adalah
Tuhan.
Tanya
Apakah
semua pemimpin Gereja setuju untuk mempertuhankan Yesus?
Jawab
Tidak!
Sebelum abad ke IV para pemimpin Gereja disibukkan dengan bagaimana
memformulasikan hubungan yang tepat antara Allah dan Yesus. Hubungan tersebut
berkisar pada kedudukan Tuhan sebagai Bapak, dan Yesus sebagai Anak Tuhan. Atau
hubungan antara Allah sebagai Tuhan yang Mulia, Baka dan Sempurna dengan Logos
dari Allah sebagai perantara Tuhan dan manusia. Oleh karena itu sampai dengan
awal abad ke IV para pemimpin Gereja umumnya masih berpendirian bahwa Tuhan
Allah adalah satu-satunya Tuhan yang wajib didembah. Kalau pun Yesus sudah mulai
dikultuskan, masih dalam koridor Anak Allah atau Logos, dan bukan Tuhan. Arius
misalnya, hanya mengakui Bapa (Allah) sebagai satu-satunya Tuhan, dan menganggap
Yesus sebagai makhluk. Keadaan berubah secara drastis ketika Kaisar Romawi,
Constantine, menyatakan masuk Kristen tahun 312 M. masuknya Kaisar ini
disambut dengan semangat yang berapi-api oleh umat Kristen saat itu. Kaisar
menetapkan Kristen sebagai agama Kerajaan. Walaupun hal ini disambut dengan
gembira, beberapa kalangan saat itu mengkhawatirkannya. Tony Lane
menjelaskan kesalahan yang mengerikan ini dalam bukunya Christian Thought
hal. 11:
Jalan
menuju Ketuhan Yesus tidaklah mulus, malah penuh dengan pertumpahan darah. Namun
ajaran Trinitas dari agama Mesir dan Babilonia, yang kemudian diidealkan oleh
Plato, yang kemudian dianut oleh para pemimpin Gereja, menyebabkan lahirnya
bibit-bibit pendukung Trinitas dalam Gereja Kristen. Mereka inilah yang berjuang
mati-matian memasukkan ajaran Trinitas kedalam Kristen yang dimulai dengan upaya
mempertahankan Yesus. Salah seorang tokohnya adalah
Athanasius.
Tanya
Bagaimana
para pendukung Athanasius memperoleh kemenangan untuk mempertuhankan
Yesus?
Jawab
Ketika
Constantine menjadi Kaisar Romawi, secara terbuka dia menyatakan diri sebagai
pendukung Athanasius yang dianggapnya sesuai dengan latar belakang filsafat
Yunani yang dia anut. Untuk menghabisi paham tauhid Arianisme, Kaisar
menyarankan istilah "homoousios" yang pengertiannya adalah "Yesus satu zat
denqan Allah". Tony Lane menambahkan:
Tanya
Mengapa
Athanasius berjuang mati-matian untuk mempertuhankan Yesus?
Jawab
Athanasius dibesarkan di Mesir, daerah yang sangat subur ajaran
Trinitasnya. Di Mesir penduduk menyembah tiga Tuhan dalam satu: Osiris, Isis dan
Horus. Disamping itu, ajaran Filsafat Platonis dan Stoa juga berkembang pesat di
Alexandria, dimana Athanasius tinggal mengidealkan Trinitas agama Mesir. Bagi
Athanasius yang sudah terbiasa di alam tiga Tuhan, ajaran tauhid para pengikut
Kristen saat itu dirasakannya sangat mengganggu. Oleh karena itu arus masuknya
para penyembah berhala ke dalam Kristen serta didukung Kaisar Romawi untuk
mengawinkan ajaran Kristen dengan ajaran penyembah berhala di kerajaan,
dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Athanasius untuk menghabisi ajaran tauhid yang
masih bercokol di kalangan Kristen. Menurut filsafat Yunani, walaupun Tuhan
sangat ingin menyelamatkan manusia, namun tidak mungkin langsung dapat
melakukannya. Untuk menyelamatkan manusia, Tuhan menggunakan perantara yakni
Logos. Karena pemimpin Gereja menginginkan Yesus sebagai Logos, sehingga Yesus
selanjutnya harus menduduki posisi Logos. Inilah yang diperjuangkan oleh
Athanasius agar Yesus menduduki posisi baru sebagai Logos penyembah berhala yang
akan menjalankan fungsi Anak Tuhan dan Juru Selamat.
S.E.Frost Jr. dalam bukunya Basic Teachinq of the Great
Philosophers ha1.110 menjelaskan:
Tanya
Hamran
Ambrie dalam bukunya "Keilahian Yesus Kristus dan Allah Tritunggal Yang Esa"
mengutuip Kitab Kisah para Rasul 2:36:
"Jadi
seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa (Tuhan) Allah telah membuat
Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus"
(Kis.2:36)
Dengan
menggunakan ayat diatas Hamran Ambrie mengatakan bahwa umat Islam telah keliru
menuduh umat Kristen mengangkat Yesus menjadi Tuhan.
Jadi
jelaslah bahwa persangkaan orang-orang Muslim yang sering menuduh bahwa
orang-orang Kristen sendirilah yang mengangkat Yesus menjadi Tuhan adalah
keliru... melainkan memang penyebutan Tuhan itu justru datangnya dari Allah itu
sendiri...."
Apakah
benar orang-orang Muslim keliru ?
Jawab
Jangan
sampai Hamran Ambrie sendiri yang keliru atau dia sengaja ingin mengelirukan
orang. Orang Muslim sesungguhnya tidaklah keliru. Allah tidak pernah mengangkat
Yesus sebagai Tuhan sebagaimana yang diakui oleh Hamran Ambrie. Sebenarnya yang
mengangkat Yesus sebagai Tuhan adalah orang-orang Kristen di Lembaga Alkitab
Indonesia (LAI). LAI melencengkan terjemahan "Kyrios" dan "Lord" dalam
Injil.
Sekarang
logikanya saja, untuk apa Allah membuat Tuhan??? Dalam agama Tauhid pernyataan
ini tidak ada jawabannya. Tetapi bagi penyembah berhala Platonis dan Stoic,
Tuhan yang mulia harus membuat Logos untuk menyelamatkan dunia yang
berdosa.
Dalam
Alkitab dengan jelas dapat dibedakan. Kalau ayatnya mengatakan Allah Juruselamat
kita, berarti itu adalah sisa-sisa yang masih terdapat dalam Alkitab. Tetapi
kalau ayatnya mengatakan Yesus Juruselamat kita berarti ajaran penyembah berhala
telah merasuk dalam Alkitab.
Namun
yang ingin dijelaskan disini adalah bagaimana Lembaga Alkitab Indonesia
menerjemahkan Alkitab sehingga lahirlah terjemahan ayat seperti yang
diperlihatkan oleh Hamran Ambrie.
Pada saat
Lembaga Alkitab Internasiaonal menerjemahkan Alkitab bahsa Yunani kedalam bahasa
Inggris, kata "Kyrios" yang berarti "Tuan/Boss" diterjemahkan menjadi "Lord"
atau "Sir" yang juga berarti "Tuan/Boss".
Misalnya
:
Land
Lord = Tuan Tanah
Drug
Lord = Tuan/Boss Obat terlarang
Gambling
Lord = Tuan/Boss Judi
Lord of
the Universe = Tuan Alam Semesta (Tuhan).
Namun
Lembaga Alkitab Indonesia bukannya menerjemahkan "Kyrios" dan "Lord" sebagai
"Tuan" tetapi "Tuhan". Memang untuk ini, LAI tidak perlu bekerja membanting
tulang. Cukup dengan membubuhkan huruf "h" di tengahtengah kata "Tuan" maka sim
salabim, seorang makhluk dalam sekejap berubah menjadi Khalik (Pencipta). Dengan
cara ini Lembaga Alkitab Indonesia dengan sengaja telah merubah Yesus
"Tuan/Pemimpin umat Israel menjadi "Tuhan yang olehnya segala sesuatu telah
dijadikan", persis seperti Logos penyembah berhala Platonis. Terjemahan yang
dipaksakan ini akhirnya menjadi janggal di telinga mereka yang mendengarnya.
Apalagi ketika kata "Tuhan" diterapkan kembali ke pasangan kata seperti diatas,
maka artinya menjadi lain.
Land Lord
tentu sudah tidak sama dengan Tuhan Tanah. Gambling Lord tentu sudah tidak sama
dengan Tuhan Judi.
Kalau
Lord of the Universe dapat saja berarti Tuan atau Tuhan, karena Tuan semesta
alam adalah Tuhan. Disinilah letak ketidak-jujuran Lembaga Alkitab Indonesia
dalam menerjemahkan Alkitab dengan benar.
Sebagaimana diketahui, kata Tuan digunakan untuk manusia, terkecuali
Tuan semesta alam adalah Tuhan. Tetapi kata "Tuhan" sudah jelas tidak digunakan
untuk manusia, terkecuali bagi para penyembah berhala.
Peratikanlah kejanggalan terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia atas kata
"Kyrios" dan "Lord" yang diterjemahkan sebagai Tuhan.
"Tuhan, Enqkau tidak punya timba dan sumur ini amat
dalam..." (Yohanes 4:11)
"Tuhan, nyata sekarang padaku bahwa Engkau seorang
Nabi" (Yohanes 4:19) "Siapakah Engkau, Tuhan?" (Kis.
9:5)
Coba
bayangkan, untuk apa timba bagi Tuhan? Yang perlu timba hanyalah manusia!
Selanjutnya, dari mana perempuan Samaria tahu bahwa yang perlu timba
dihadapannya adalah Tuhan Penguasa Alam Semesta? Sungguh aneh, untuk "memberi
makan 5.000 orang" Tuhan mampu, sementara untuk memperoleh seteguk air saja,
Tuhan harus menunggu diberi timba.
Perhatikanlah ayat berikut ini (Yohanes 4:11) dalam teks bahsa Inggris
di berbagai versi Alkitab :
1.
"Sir," the woman said, 'you haven't qot a bucket..."
(Good News Bible, 1976)
2.
"The woman saith unto him, Sir, thou hast nothing to draw with..."
(Holy Bible Authorized King James Version)
3.
"Sir" she challenger him, "You do not have bucket..."
(The New Testament of the New American Bible, 1970)
4.
"She said to him: "Sir, you
have not even a bucket..."
(The Kingdom Interlinear Translation of The Greek Scroptures, 1985)
5.
"The woman said to Him, "Sir, you have nothing to draw with,..."
(New Tastament, Psalms, Proverbs, 1982)
6.
"The woman saith unto him, Sir, thou hast nothing to draw with..."
(The First Scofield Reference Bible, 1986)
Dari
ayat-ayat yang dikutip dari berbagai versi Alkitab bahasa Inggris diatas, nyata
dan jelas bahwa penggunaan kata Sir adalah identik dengan kata Lord yang artinya
Tuan, bukan Tuhan (God)!
Perlu
disadari bahwa tidak ada satu pun kamus bahasa inggris di muka bumi ini yang
menerjemahkan kata "Sir" sabagai "Tuhan"!
Dalam
Yohanes 4:19, perempuan Samaria tersebut menyebut Tuhan sebagai
orang yang artinya menyamakan Tuhan Pencipta (Khalik) dengan yang dicipta
(makhluk). Padahal dalam berbagai versi Alkitab berbahasa Inggris Yesus dalam
ayat ini disapa dengan Sir atau Tuan, bukan Tuhan!
Yang
lebih aneh lagi adalah pertanyaan Paulus dalam Kis.95. "Siapa Engkau, Tuhan?".
Kalau Paulus benar-benar bertanya demikian, kita tentu wajar mempertanyakan:
Apakah Paulus sudah pikun atau tidak waras?". Lucu amat Paulus sebagai pendiri
agama Kristen tidak tahu dan masih bertanya siapa Tuhannya. Ini sungguh
keterlaluan!
Tetepi
kalau kata "Kyrios" atau "Lord" diterjemahkan dengan kata "Tuan", kan enak dan
pas dibaca.
"Tuan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat
dalam..." (Yohanes 4:11)
"Tuan, nyata sekaranq padaku bahwa Engkau seoranq Nabi" (Yohanes 4:19) "Siapakah Engkau, Tuan?" (Kis. 9:5)
Camkanlah
istilah tepat yang digunakan Yesus untuk dirinya sendiri.
"Janqanlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya
satu Pemimpinmu, yaitu Mesias (Yesus)" (Matius 23:10)
Kalau
memang Yesus adalah Tuhan tentu beliau akan berkata: "Janganlah pula kamu
disebut Tuhan, karena hanya satu Tuhanmu yaitu diriku (Yesus)"
Oleh
karena itu sangat menyedihkan betapa tokoh besar seperti Hamran Ambrie bisa
keliru dan disesatkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Padahal maksud ayat
tersebut adalah: "Allah menjadikan Yesus sebagai tuan/pemimpin dan rasul untuk
Bani Israil.
Tanya
Kapan S.
K. Ketuhan Yesus ditetapkan, dan oleh siapa?
Jawab
S.K.
Ketuhan Yesus ditetapkan pada konsili di Nicea tanggal 20 Mei 325M. Kaisar
Romawi Constantine, menghimpun 220 uskup di Nicea tahun 325. Sebagian besar
mereka berasal dari Gereja bagian Timur yang mendukung Athanasius. Kosili
memutuskan mengutuk paham tauhid Arius dan mengumumkan kredo (creed) anti Arian
yang dikenal dengan nama "the Creed of Nicea". Dalam konsili inilah diterbitkan
S.K. Ketuhan Yesus dan sejak saat itu Yesus diresmikan sebagai Tuhan, malah
sekaligus ditetapkan sebagai Tuhan yang sesungguhnya (true God), 300 tahun
setelah Yesus tiada. Dalam konsili inilah Kaisar Romawi menetapkan bahwa Yesus
satu zat dengan Allah (Homoousios).
Sejak
saat itulah Tuhan menjadi dua yakni Tuhan Allah dan Tuhan Yesus yang harus
dipercayai bahwa keduanya bersatu padu dalam satu zat (homoousios) sebagaimana
yang diputuskan oleh Kaisar Romawi.
Tanya
Apakah
ada ketetapan resmi untuk menyembah Yesus sebelum abad ke IV?
Jawab
Belum
ada! Dalam kitab "Shepherd of Hermes" nama Yesus sama sekali tidak
disebut-sebut.
Selanjutnya dalam Apostle Creed yang menurut Gereja ditulis oleh
para rasul diperkirakan ditulis pada akhir abad ke II, ada menyebut nama Yesus,
tetapi bukan sebagai Tuhan yang disembah.
Kredo ini
telah mengalami beberapa kali tambahan dan perubahan sepanjang abad ke IV dan ke
V untuk disesuaikan dengan perkembangan ajaran kristen.
Tanya
Kesulitan
apakah yang dihadapi Gereja sehingga dibutuhkan waktu sekian ratus tahun untuk
mengangkat status Yesus dari sekedar Nabi menjadi "Tuhan penguasa alam
semesta"?
Jawab
Pertama,
di abad pertama perkembangan agama Kristen, persoalan yang cukup berat muncul di
permukaan. Bagaimana caranya agar Tuhan Filsafat Yunani yang Mulia, dan
sempurna, dapat menyelamatkan manusia yang berdosa dan tidak sempurna. Untuk
mengatasi hal ini, logos filsafat Yunani digunakan sebagai perantara Tuhan dan
manusia. Beberapa ahli pikir Yunani yang memeluk agama kristen memandang Yesus
sebagai Logos filsafat Yunani (Frost, 1989).
"Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita..."
(Yohanes 1:14)
"...Kristus Yesus yanq walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah, itu sebaqai milik yanq harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seoranq hamba dan menjadi sama denqan manusia" (Filipi 2:5-7)
Tetapi
karena Logos bukan Tuhan sehingga otomatis Yesus pun bukan
Tuhan.
Kedua,
ketika Gereja mulai berusaha mengangkat status Yesus menjadi Tuhan, problem lain
tampil ke permukaan. Bagaimana caranya mengangkat status Logos yang lebih rendah
dari Tuhan ini menjadi setara dengan Tuhan. Untuk mengatasi hal ini, Gereja
memperkenalkan ide Logos (Firman) adalah Tuhan Allah.
"Pada mulanya adalah Firman Logos Firman Logos itu
bersama-sama dengan Tuhan dan Firman Logos itu adalah (dari) Allah. la Logos pada mulanya
bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia Logos dan tanpa Dia
(Logos) tidak ada sesuatu pun yanq telah jadi dari seqala
yanq telah dijadiakan" (Yohanes 1:1-3)
Paham
penyembah berhala ini digunakan sebagai senjata pamungkas oleh para penginjil
(Termasuk Hamran Ambrie) untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan dengan
menempatkan Yesus sebagai Logos penyembah berahala. Dengan demikian, tuhan Allah
(yang "katanya" adalah Logos) yang berada di sorga sudah turun ke bumi mengambil
bentuk manusia dalam diri Yesus.
Dalam
buku "Keilahian Yesus Kristus dan Allah Tritunggal", hal 94, Hamran
Ambrie mengatakan:
"Dulu
wahyu melalui mimpi etc. disebut Firman, tetapi kemudian (setelah ajaran Kristen
dicemari filsafat Yunani), Firman itu sendiri menjadi daging kehiduopan melalui
kelahiran seorang manusia Maria, maka penyebutan firman itu pun berubah menjadi
"Anak Allah".
Catatan :
tambahan dalam kurung dimaksudnya untuk memperjelas.
Konsep
penyembahan berhala sudah ranum ini, akhirnya tersaji dalam SK Ketuhanan Yesus
yang disponsori bersama oleh Kaisar Romawi, Constantine dan para pemimpin Gereja
pada Konsili di Nicea 20 Mei 325 M.
Tanya
Dapatkah
kita menganggap the Creed of Nicea sebagai formulasi dan definisi
Trinitas?
Jawab
Tidak!
Karena Konsili tidak pernah menganggap Roh Kudus sebagai Tuhan atau sesuatu yang
harus disembah. Dalam konsili tersebut tidak pernah dibahas tentang Roh Kudus.
Nanti belakangan, Gereja kemudian menambahkan kalimat tentang Roh Kudus dalam
kredo tersebut (Karen Armstrom 1993). "And in the holy Spirit"
(Dan dalam Roh Kudus).
Tanya
Siapa
yang pertama memberikan perhatian serius terhadap status Roh
Kodus?
Jawab
Athanasius! Sampai dengan pertengahan abad ke IV perhatian Gereja
dicurahkan pada bagaimana bentuk dan corak hubungan antara Bapa (Tuhan) dan Anak
(Yesus). Kalimat yang baru ditambahkan dalam Kredo: dan dalam Roh Kudus,
memperlihatkan betapa kecilnya perhatian yang diberikan terhadap status Roh
Kudus. Dalam tulisannya "Oration Aqainst the Arians 2:24, 33",
athanasius mempromosikan ketuhanan Yesus tanpa menyinggung-nyinggung Roh
Kudus. Selanjutnya pada suratnya kepada Serapion berubahlah dia berbicara
tentang status Roh Kudus.
Buku
The Paqanism in Our Christianity yang dikutip oleh M.A.C Cave
menjelaskan :
Tanya
Kapan
S.K. untuk menyembah Roh Kudus di tetapkan?
Jawab
Pada
Konsili di Konstantinople yang didelenggarakan dari bulan Mei s/d Juli 381M.
Konsili ini dapat dikatakan Konsili para pemimpin Capadocian yang mendukung
Trinitas. Gregory dari Nazianzus (329-389M), yang merupakan tokoh
Capadocian memperkenalkan formula Trinitas dalam bukunya "Five Theological
Oration", hal. 39:
Dia
memainkan peranan penting dalam menggolkan ajaran Trinitas dalam konsili. Kaisar
Theodorius yang merupakan pendukung Ketuhanan Yesus ingin sekaligus menghabisi
paham Tauhid Arius. Dalam konsili inilah untuk pertama kali dinyatakan bahwa Roh
Kudus harus disembah.
Tanya
Apakah
Konsili di Constantinople memutuskan bahwa Roh Kudus adalah
Tuhan?
Jawab
Tidak!
Walaupun dalam Konsili ini Roh Kudus dinyatakan sebgai obyek yang disembah,
tetapi belum dinyatakan sebagai Tuhan.
Tanya
Mengapa
Konsili tidak sekalian memutuskan Roh Kudus sebagai Tuhan?
Jawab
Konsili
ini juga dihadiri oleh 36 Uskup Macedonia yang menentang keras segala
bentuk penyenbahan terhadap Roh Kudus. Mereka berpendirian bahwa Roh Kudus
hanyalah makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu dia bukan Tuhan, sehingga tidak
perlu disembah. Namun karena para uskup Capadocia jumlahnya lebih banyak
sehingga para uskup Macedonia kalah. Dalam penentuan apakah Roh Kudus adalah
Tuhan atau tidak, bantahan mereka masih didengar. Namun ketika para uskup
Capadocia ngotot untuk menyembah Roh Kudus, akhirnya para uskup Macedonia
menyerah dan meninggalkan ruangan konsili (walk out).
Tanya
Kapan ide
lengkap tentang Trinitas pertama kali dijelaskan?
Jawab
Antara
tahun 359-360M ketika Athanasius didesak untuk menghadapi kelompok Tropici dari
Mesir yang mengajarkan bahwa Roh Kudus hanya sekedar makhluk yang diciptakan
dari tidak ada menjadi ada. Uskup mereka, Serapion, yang tidak mampu menghadapi
mereka meminta tolong pada Athanasius. Dalam suratnya "Letter to
Serapion", Atahnasius untuk pertama kalinya menjelaskan secara detail
tentang Teologi Trinitas.
Tanya
Apakah
Athanasian Creed merupakan formulasi yang ditampilkan oleh Athanasius kepada
Serapion?
Jawab
Tidak!
Athanasian Creed bukanlah sebuah kredo dan juga tidak ditulis oleh Athanasius.
Gereja yang tidak tahu siapa penulis Athanasian Creed, menganggapnya di tulis
oleh Athanasius hanya karena dia dianggap sebagai pencipta ajaran
Trinitas.
Tanya
Apa yang
diulas atau diputuskan oleh Athanasian Creed?
Jawab
Athanasian Creed yang diperkirakan ditulis pada abad ke VI menetapkan
sesuatu yang dapat dianggap sebagai formulasi dan fefinisi akhir dari Trinitas.
Ketetapan penting yang tercantum dalam Kredo ini adalah diumumkannya S.K.
Ketuhana Roh Kudus.
Tanya
Apakah
perbuatan para Kaisar Romawi dan pemimpin Gereja yang selama beratus tahun
mengutak atik Yesus dan Roh Kudus untuk dipersandingkan dengan Allah dalam
kesatuan Trinitas, diilhami oleh Yesus?
Jawab
Bukannya
diilhami tetapi malah dimarahi. Yesus sama sekali tidak dapat menerima mereka
yang menyembahnya, dengan mengikuti ajaran penyembah berhala yang di ajarkan
manuasia (Plato dan Zeno). Sementara Yesus sendiri mengajarkan pada umat Israel
untuk hanya menyembah Allah.
"Bangsa
ini memuliakan aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaku. Percuma
mereka beribadah kepadaku, sedangkan a jaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia" (Matius 15:8-9)
Berbagai
kredo yang dihasilkan oleh konsili bukan merupakan penjelasan atau konfirmasi
dari Allah atau Yesus tentang siapa Tuhan sebenarnya, melainkan sekedar
pertarungan antar pendapat yang selalu dimenangkan oleh kelompok yang didukung
Kaisar. Hal ini dijelaskan oleh Uskup John Shelby Spong dalam bukunya: Why
Christian must Change or Die, 1998, hal 18.
Oleh
karena itu Yesus tidak punya urusan dengan ajaran maupun definisi Trinitas
sebagaimana yang dianut oleh umat Kristiani saat ini. Yesus tidak pernah
mengajarkan Trinitas kepada murid-muridnya, apalagi bermimpi bahwa dirinya
adalah oknum kedua dari Trinitas. Hal ini ditegaskan oleh A.N.Wilson dalam
bukunya Jesus A Live, 1992, hal XIV:
Gerejalah
yang menciptakan Matius 28:19 dan menyuapkannya kepada Yesus untuk
diucapkan.
"Karena itu pergilah, jadikanlah senua bangsa muridKu
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus".
Apa yang
diajarkan oleh Yesus adalah tauhid (Ke-Esa-an Allah).
Tanya
Bagaiamana membuktikan bahwa Matius 28:19 bukan ucapan
Yesus?
Jawab
Di zaman
Yesus dan murid-muridnya, mereka yang ingin menjadi anggota suatu kelompok harus
menyatakan kesetian mereka kepada kelompok tersebut melalui pembaptisan. Dalam
Islam cara ini disebut bai'at. Pada saat itu mereka yang ingin menjadi anggota
kelompok Yohanes Pembaptis atau muridnya, misalnya Apollo. Sebelum membentuk
kelompok sendiri, Yesus pernah menjadi anak buah Yohanes dan dibai'at (dibaptis)
atas nama Yohanes serta menyatakan kesetiaanya kepada Yohanes
Pembaptis.
"Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah
Galilea, dan la dibaptis di Sungai Yordan oleh Yohanes". (Markus
1:9)
Setelah
Yesus membentuk kelompok sendiri, mereka yang ingin masuk ke dalam kelompok
Yesus harus di bai'at (dibaptis) "atas nama" Yesus dan menyatakan kesetian
mereka kepada Yesus.
Oleh
karena itu pembaptisan atas nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus sebagaimana Matius
28:19 adalah aneh dan tidak masuk akal. Di zaman Yesus dan murid-muridnya tidak
pernah nama Bapa dan Roh Kudus diikut-ikutkan dalam upacara pembaptisan. Untuk
lebih jelasnya perhatikanlah pernyataan Pakar Pemikiran Kristen, Paul
Tillich dalam bukunya A History of Christian
Tnougnt.
Di zaman
Yesus dan murid-muridnya ide Roh Kudus sebagai Tuhan atau sesuatu yang disembah
tidak pernah dikenal. Hal ini dengan jelas dapat dilihat dalam Kitab "Kisah Para
Rasul" ketika paulus menanyai murid Yohanes Pembaptis di
Eferus.
"Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu
menjadi percaya: " akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh
Kudus. " ( Ki s 19 : 2 )
Tanya
Apakah
para Pastor, Pendeta dan Penginjil mengetahui bahwa Yesus bukan Tuhan dan bahwa
Yesus tidak pernah mengajarkan Trinitas?
Jawab
Para
Pastor, Pendeta dan Penginjil telah ditatar oleh Para Pakar Alkitab bahwa Yesus
tidak pernah mengajarkan Trinitas bahwa Yesus bukanlah oknum kedua dari
Trinitas. Robert Funk, Professor Ilmu Perjanjian Baru, Universitas
Harvard menjelaskan:
Tanya
Siapa
yang mengajarkan Trinitas?
Jawab
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, mereka yang memperkenalkan dan
mengajarkan Trinitas adalah para pemimpin Gereja yang umumnya memiliki latar
belakang paham penyembah berhala. Buku Should You Believe in the Trinity
yang diterbitkan oleh Watchtower and bible Tract Society of Pennsylvania,
1989 menjelaskan:
Cave
dalam bukunya Is the Trinity Doctrine divinely Inspired?,
menambahkan:
Filsafat
Platonis dan Stoic yang diajarkan Plato (?-347 SM) dan Zeno (?-263 SM) tentang
Logos menjadi jembatan untuk mempertuhankan Yesus menuju konsep Trinitas yang
dinanti-nantikan para penyembah berhala untuk dikawinkan dengan ajaran Kristen.
Ajaran tiga Tuhan dalam satu yang dianut para penyembah berhala inilah yang
menginspirasi para pemimpin Gereja unutk mengembangkan ajaran tersebut dalam
Kristen. Upaya para pemimpin Gereja yang saat itu dikenal dengan golongan
Apologis untuk mengawinkan ajaran filsafat Yunani dengan ajaran Kristen
dijelaskan oleh Paul Tilich dalam bukunya A History of Christian Thought sebagai
berikut:
Di satu
pihak umat Kristen memiliki Yesus yang diambil dari Yahudi, sememtara dipihak
lain, para pengikut ajaran Platonis dan Stoic memiliki Logos yang diambil dari
Plato (?-347 SM) dan zeno (?-263 SM). Hasil akhir dari perpaduan keduanaya yang
diterima oleh umat Krsistiani adalah Logos Yesus. Yesus bukan lagi sekedar
seorang Nabi Isa untuk bani Israel, tetapi sudah berubah
menjadi
Yesus
baru yang penuh dengan embel-embel Platonis dan Stoic- Yesus Kristus anak Allah,
perantara antara Tuhan dan manusia, Tuhan dan juru selamat.
Athanasius kemudian menambahkan satu Tuhan lagi yakni Roh Kudus untuk
melengkapi Ketuhanan Kristen menjadi Tiga dalam Satu (Trinitas), persis seperti
ajaran Ketuhanan Agama Mesir, dimana Athanasius berdomisili.
Pengaruh
agama Mesir terhadap Kristen dijelaskan oleh Cave sebagai
berikut:
Tanya
Mengapa
para pemimpin Gereja mencetuskan ajaran-ajaran seperti trinitas yang tidak ada
dasarnya dalam Alkitab?
Jawab
Apa saja
yang ditetapkan oleh Kaisar Romawi dan para pemimpin Gereja dianggap benar, sah
dan berlaku untuk umat pada saat itu. Kebenaran dalam Kristen berubah dari satu
konsili ke konsili lainnya. Kebenaran sangat tergantung kepada golongan mana
yang mayoritas dalam konsili, atau golongan mana yang didukung oleh Kaisar
Romawi. Oleh karena itu, kutuk mengutuk dalam setiap konsili merupakan hal yang
lumrah. Ignatius dalam suratnya kepada orang-orang Smyrna
mengatakan:
Keputusan-keputusan Gereja yang di luar ajaran Yesus dilindungi oleh
hukum keimanan (regulafidei). Apa yang sudah diyakini dan diucapkan oleh
pemimpin Gereja menjadi hokum yang mutlak berlaku, walaupun tidak ada dasarnya
atau tidak sejalan dengan Alkitab.
Alhasil
ajaran Trinitas tumbuh subur dan berkembang dari satu konsili ke konsili
lainnya, bukan karan ajaran Trinitas merupakan ajaran yang dipetik dari ajaran
murni Yesus, tetapi karena kaisar Romawi mendukung ajaran ini menjadi ajaran
resmi kerajaan.
Tanya
Mengapa
orang-orang Romawi begitu mudah menerima Yesus sebagai Tuhan
mereka?
Jawab
Karena
tersebarnya berita bahwa "katanya" Yesus mati, "katanya" Yesus bangkit kembali
pada hari ketiga, "katanya" terangkat ke surga. Mereka tidak pernah melihat atau
bertemu dengan Yesus apalagi tinggal bersama-sama dengan beliau. Mereka
menciptakan cerita tentang kamatian, kebangkitan serta
terngkatnya Yesus ke sorga sesuai dengan kepentingan mereka, lama setelah Yesus
tiada.
Uskup
Agung Prof. David Jenkins, salah seorang pemimpin Gereja tertinggi di
Inggris, dalam wawancaranya dengan TV di London dalam program "Credo" menegaskan
bahwa ajaran Ketuhanan dan Kabangkitan Yesus sesungguhnya
tidak benar.
Merekapun
merubah, menambahkan atau mengurangi ucapan-ucapan Yesus, atau sekalian
menciptakan ucapan-ucapan baru dan mengatakan bahwa ucapan tersebut diucapkan
Yesus (misalnya Matius 28:19) hanya untuk mendukung keimanan mereka tentang
Tuhan mereka yang mati, bangkit kembali lalu terangkat ke
sorga.
Prof.
Alvar Ellegard dalam bukunya Jesus One Hundred Year Before Christ ha1.19,
mendukung kenyataan ini dengan mengatakan"
Tanya
Mengapa
murid-murid Yesus, keluarga, famili maupun pengikutnya tidak percaya pada
Trinitas atau menyembah Yesus sebagai Tuhan?
Jawab
Mereka
hidup siang malam dengan Yesus. Saudara-saudaranya, ibunya, familinya melihat
Yesus lahir dan tumbuh sebagai seorang bayi. Dalam kenyataan seperti itu, mereka
tentu tidak mungkin membayangkan bahwa yang menangis dalam ayunan atau basah
guritanya adalah Tuhan yang pernah berpartisipasi dalam penciptaan jagat raya
atau penguasa alam semesta. Begitu pula murid-murid seta para pengikutnya.
Mereka melihat Yesus sebagai seorang Rabi (guru) mengajarkan Taurat dan
berkhotbah di rumah ibadat setiap hari sabtu. Dari berbagai sumber yang dapat
diperolah, tidak satu pun pertanda bahwa Yesus pernah disembah sebagai Tuhan di
Rumah Ibadat. Murid dan pengikutnya mengenal dirinya sebagai pemimpin mereka,
sebagai tuan mereka, malah sebagai nabi, tetapi sama sekali mereka tidak akan
pernah menganggap bahwa yang naik berkhotbah di mimbar adalah "Tuhan penguasa
alam semesta."
"Dan mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut
kepada oranq banyak karena orang banyak itu mengangap dia nabi". (Matius
21:46)
Tanya
Apakah
Yesus tidak membimbing murid-muridnya tentang siapa dirinya dan siapa Tuhan
Allah?
Jawab
Yesus
telah mengajarkan syahadah sebagai pegangan bagi murid-murid dan
pengikut-pengikutnya agar tidak tercampak ke neraka.
"Inilah hidup yang kekal itu (masuk sorqa), yaitu bahwa
mereka menqenal Engkau (Allah) satu-satunya Tuhan yang benar. Dan mengenal Yesus
Kristus yang Engkau utus". (Yohanes 17:3)
Kalau
dibahasa Arabkan mirip dengan kalimat syahadat. "Asyhadu Allah ilaha illallah,
wa asyhadu anna Isa Rasulullah"
Anak
kalimat pertama "mengenal engkau satu-satunya Allah yang benar" berarti Allah
(juga Tuhannya Yesus) adalah Tuhan yang benar. Jadi kalu ada Tuhan lain yang
diperkenalkan orang, itu berarti tuhan-tuhanan saja, karena Tuhan yang benar
hanyalah satu yakni Tuhan Allah. Dengan demikian Yesus bukan Tuhan. Anak kalimat
kedua, "dan mengenal Yesus Kristus yang Engkau utus", memperlihatkan bahwa Yesus
di utus oleh Allah sebagai Rasul untuk bani Israil. Oleh karena itu Yesus bukan
Tuhan karena dari semua Injil dalam Alkitab, tidak ada pernyataan bahwa Tuhan
mengutus diriNya, melaikan Tuhan mengutus Yesus sebagai Rasul.
"Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan
menyelesaikan pekerjaan yanq Engkau berikan kepadaku untuk melakukannya".
(Yohanes 17:4)
Dua zat
yang berbeda Al-Khalik, Allah, dan makhluk, Yesus, tidak akan saling tumpah
tindih satu sama lain. Allah tidak akan menerima perintah dari dirinya
sendiri.
Untuk
menghilangkan keraguan dan kebingungan perhatikanlah syahadat serupa yang
diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Andaikata umat Kristiani tetap berpegang
teguh pada ajaran Tauhid yang diajarkan Yesus, tentu mereka tidak akan begitu
saja menerima ajaran asing untuk mempertuhankan Yesus, dan ajaran Trinitas tidak
akan mencemari keimanan sekitar satu milyar penduduk bumi.
Tanya
Apakah
benar bahwa Yesus bukan Tuhan yang harus di sembah?
Jawab Ya,
benar!
1. Yesus
mengajari umatnya agar hanya menyembah Allah. Dia tidak pernah memerintahkan
murid-muridnya untuk menyembah dirinya dengan alasan bahwa Allah berada di dalam
dirinya.
"Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu, dan hanya kepada
Dia sajalah Engkau berbakti" (Matius 4:10)
" Karena itu berdoalah demikian: 'Bapa kami yang di
sorga"' (Matius 6:9)
2. Yesus
adalah guru Yahudi yang mengajarkan Taurat untuk hanya menyembah Tuhan
Allah.
"Denqarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan
itu esa". (Markus 12:29)
Kata
"Tuhan itu Esa" berarti Tuhan tidak ada dalam diri Yesus. Andaikata Tuhan itu
adalah dirinya, atau ada dalam dirinya, maka dengan tegas
beliau akan mengatakan "Tuhan ini" sambil menunjuk dirinya.
3. Ketika
Yesus akan ditangkap di taman Getsemani semua muridnya lari meninggalkan
beliau.
"Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan
diri" (Markus 14:50)
Coba
bayangkan! Ketika "Tuhan" dalam keadaan genting mereka semua lari meninggalkan
dia. Kepada siapa murid-muridnya mencari perlingdungan? Kepada setan? Bukankah
yang mereka tinggalkan adalah Tuhan? Padahal "katanya" segala kuasa di sorga dan
di bumi telah diserahkan oleh Tuhan Allah kepada "Tuhan" Yesus? (Matius
28:18)
Kalau
memang murid-murid Yesus yakin bahwa Yesus adalah Tuhan Penguasa Alam Semesta,
dimana segala kuasa disorga dan di bumi sudah diberikan kepada beliau, untuk apa
mereka lari?
Ini ikut
membuktikan bahwa Matius 28:18 adalah ayat palsu yang tidak pernah
diucapkan oleh Yesus.
Disinilah
akal sehat yang dianugrahkan Allah perlu digunkan untuk menyaring mana yang
masuk akal, mana yang tidak. Kalau Tuhan berkehendak, sekali tiup saja, tentara
Romawi sudah berterbangan seperti kertas di hembus badai.
Tetapi
tidak! Mereka menyadari bahwa Yesus adalah pemimpin mereka. Namun mereka tidak
pernah menganggap Yesus sebagai Tuhan yang mereka sembah. Buktinya dalam keadaan
kepepet, mereka lebih memilih menyelamatkan diri dan membiarkan "Tuhan" mereka
ditangkap dan dihukum salib oleh tentara Romawi.
Tanya
Kalau
Yesus dengan jelas mengajarkan kepada umatnya untuk hanya menyembah Tuhan Allah,
mengapa umat Kristiani masih saja menyembah Yesus?
Jawab
Sebagaimana dijelaskan bahwa menurut teologi Yunani, manusia yang
berdosa tidak dapat berhubungan / minta tolong langsung kepada Tuhan yang mulia.
Untuk menyelamatkan manusia dari dosa mereka, diperlukan perantara/ wakil Tuhan
(Logos) untuk urusan dunia. Wakil Tuhan (Logos) inilah yang mengurusi segala
tetek bengek kaluhan manusia. Para teolog yunani yang kemudian memeluk agama
Kristen atau para pemimpin Gereja yang ingin mengawinkan ajaran Kristen dengan
teologi Yunani, kemudian menganggap Logos yang roh telah menjadi manusia lengkap
dengan daging dan tulang agar mudah menyelamatkan mereka untuk kembali bersatu
dengan Tuhan.
Oleh
sebab itu, agar manusia dapat bersatu dengan Tuhan kelak (similitudo), maka
manusia harus berbaik-baikan dengan logos yang "katanya" sudah menjadi Yesus,
menerimanya sebagai juru selamat, atau sekalian menyembahnya sebagai Tuhan
karena ia telah "diserahi segala wewenang urusan dunia".
Kalau
tidak, Yesus bisa saja "Lepas tanqan" atau "mempeti-eskan" permohonan
pengampunan dosa manusia dan akibatnya manusia akan tetap menderita dikurung di
pegadaian setan. Ajaran inilah yang diajarkan Paulus
kepada
para penyembah berhala di Roma, Korintus, Efesus, Filipi,Tesalonika, Laudica dan
lain-lain. Ajaran yang tidak pernah diajarkan Yesus ini, oleh Gereja kemudian
ditetapkan sebagai salah satu doktrin ajaran kristen.
Yesus
mengajarakan: "Bertobatlah kepada Allah". Paulus mengajarkan: "Bertobatlah
kepada Yesus".
Umat
Kristen ternyata ramai-ramai ikut ajaran Paulus. Disini jelas kelihatan bahwa
umat Kristen lebih taat kepada Paulus daripada kepada Yesus.
Tanya
Apakah
kalau seseorang menyembah Yesus sudah berarti sekalian menyembah Tuhan Allah,
karena menurut Hamran Ambrie dalam bukunya "Keilahian Yesus Kristus dan Allah
Tritunggal Yang Esa" ha1.87, bahwa: "Allah yang roh itu tinggal diam atau
berkarya atau berkuasa dalam pribadi Yesus. "? Untuk ini Hamran Ambrie mengutip
Injil Yohanes 14:10)
"Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan
Bapa di dalam Aku?" (Yohanes 14:10)
Jawab
1. Ayat
diatas kalau hanya dibaca tersendiri akan dapat menyesatkan. Penjelasan Hamran
Ambrie merupakan contoh yang paling baik bagaimana seseorang dengan iktikad
tertentu memanfaatkan suatu ayat keluar dari konteksnya hanya karena didorong
oleh keinginan untuk mempertuhankan Yesus.
Untuk itu
baiklah kita ulas ayat diatas sesuai konteksnya agar lebih
jelas.
•
Dalam Injil Yohanes 14:10, Yesus mengatakan :
"Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan
Bapa di dalam Aku ".
Apa
artinya ini? Apakah Allah ada di dalam diri Yesus seperti yang diklaim oleh
Hamran Ambrie?
• Untuk
memahaminya marilah kita menelusuri penjelasan dari Yesus sendiri. Perhatikanlah
Yohanes 14:20: "Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam
BapakKu dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu".
•
Perhatikanlah baik-naik ayat ini. Kalau kita sepakat bahwa Allah bersatu dalam
diri Yesus berdasarkan injil Yohanes 14:10, maka secara jujur kita pun harus
menerima bahwa 12 murid-murid Yesus bersatu dalam diri Yesus dan Tuhan Allah
menjadi 14 oknum dalam satu Tuhan berdasarkan Injil Yohanes
14:20.
• Lalu
kalau kita mengatakan tidak dan memang tidak. Untuk apa arti kata "di dalam"
tersebut?
•
Jawabannya ada pada ayat-ayat berikutnya!
"Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh
Bapakku dan Aku pun akan mengasihi dia..." (Yohanes
14:21)
"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku
telah mengasihi kamu, tinggallah di dalam kasihku itu. Jikalau kamu menuruti
perintahku, kamu akan tinggal di dalam kasihKu. Seperti aku menuruti perintah
Bapaku dan tinggal di dalam kasihNya. " (Yohanes 15:9)
Tanpa
diperjelas lagi, kedua ayat di atas sudah memberikan penjelasan yang terang
benderang bahwa yang dimaksud dalam istilah "di dalam" pada Yohanes 14:10 adalah
"di dalam kasih", bukan tumpang tindihnya Tuhan Allah yang Roh dalam tubuh
Yesus! ! !
2. Dalam
berbagai kesempatan, Yesus berdoa kepada Allah dengan menengadahkan kepalanya ke
langit sambil mengangkat tangan memohon pertolongan Tuhan. Kalau Allah ada dalam
dirinya, untuk apa lagi beliau mengangkat tangannya keatas serta menengadahkan
kepalanya ke langit? Ada siapa diatas sana???
"... Yesus menengadah ke langit dan mengucapkan
berkat,..." (matius 14:19)
"... Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah
Anak yang Kukasihi, kepadamulah Aku berkenan". ( Lu kas 3: 22
)
"Lalu Yesus menegadah ke atas dan berkata `Bapa, Aku
mengucapkan syukur kepadaMu, karena Engkau telah mendengarkan aku". (Yohanes
11:41).
Kalau
benar-benar Tuhan ada dalam dirinya, ya, diam saja atau komatkamit sambil
memandang dirinya sendiri. Dari semua ayat-ayat Alkitab, tidak satu pun yang
memperlihatkan bahwa Yesus pernah berdo'a memohon kepada Allah yang ada dalam
dirinya. Mudah-mudahan adegan yang tidak lucu ini, memang tidak pernah terjadi
dalam kehidupan Yesus.
3. Setiap
saat Yesus selalu mengatakan bahwa Allah ada di sorga, bukan dalam
dirinya.
"Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti
Bapakmu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5:48)
"Ingatlah, jangan kamu melalukan kewajiban agamamu di
hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh
upah dari Bapamu di sorga. " (Matius 6:1).
4. Dalam
berbagai kesempatan Yesus berdoa memohon kepada Allah serta mengajarkan umatnya
untuk berdoa langsung kepada Tuhan Allah/Bapa. Yesus tidak pernah berperan
sebagai perantara doa atau mengatakan kepada para pengikutnya untuk berdoa
melalui dirinya, nanti beliau yang akan mengangkut doa-doa tersebut ke hadirat
Tuhan Allah. "Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami di sorga,
dikuduskanlah namaMu". (Matius 6:9).
5. Kalau
memang Yesus sudah menyatakan dengan tegas bahwa dirinya adalah Tuhan yang harus
di sembah, serta sudah ada standar untuk menyembahnya sejak beliau masih hidup,
mengapa harus ada pertumpahan darah serta penganiayaan yang sedemikian hebat
selama berabad-abad? Ini memperlihatkan bahwa di saat suatu golongan ingin
mempertahankan Tauhid murni, golongan lain yang ingin mempertuhankan Yesus
berusaha menyelipkan filsafat asing untuk merusak kemurnian
Tauhid.
6. Tahun
325M dalam konsili di Nicea, Kaisar Romawi, Constatine, bersama pemimpin Gereja
yang ingin mempertuhankan Yesus, menaklukkan kelompok Tauhid dan mengeluarkan
pernyataan resmi bahwa Yesus adalah Tuhan. Oleh sebab itu setiap ayat Injil yang
mengarah kepada ketuhanan Yesus dapat dianggap sebagai ayat-ayat yang baru
diciptakan kemudian.
Tanya
Mengapa
orang-orang Romawi senang mempertuhankan Yesus?
Jawab
Karena
mereka sangat rindu ingin melihat wajah dan tampang Tuhan berjalan di muka bumi.
Selama ini tuhan-tuhan mereka adalah tokoh-tokoh khayalan seperti Zeus, Mithra,
Osiris dan lain-lain, yang tidak ada kongkritnya di bumi. Istilah "Imanuel"
(Tuhan bersama kita) adalah cetusan kerinduan yang menginginkan Tuhan hadir di
depan mata mereka dalam jasad kasar. Oleh karena itu ketika Paulus
memperkenalkan bahwa "Anak Allah yang baru" adalah Yesus yang pernah turun ke
dunia beberapa puluh tahun yang lalu, mereka sangat berbahagia dan ingin segera
memiliki pengalaman rohani dengan Anak Allah yang baru tersebut. Manakala mereka
tidak melihat Yesus secara langsung, maka gambar atau patungnya pun sudah cukup
untuk membayangkan bahwa mereka sudah berhadapan dengan Tuhan.
"Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang
telah mempesona kamu? Bukankan Yesus Kristus yang disalibkan itu telah
dilukiskan dengan terang di depanmu?... Sia-siakah semua yang telah kamu alami
(pengalaman rohani) sebanyak itu? (Galatia 3:1,4)
Gereja
Romawi dan Gereja-gereja Bagian Barat lainnya menjadi pelopor ajaran Tuhan turun
ke bumi mengambil bentuk manusia dalam diri Yesus. Keinginan ini tercermin jelas
dalam cara mereka menafsirkan Kitab Kejadian 1:26 dimana manusia Yesus dianggap
sebagai fotokopi Tuhan yang ada di muka bumi.
"Berfirmanlah Allah: `Baiklah kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa kita" (Kejadian 1:26)
Tanya
Mengapa
orang-orang Romawi butuh Tuhan yang turun ke bumi?
Jawab
Untuk
menebus dosa mereka. Menurut filsafat Yunani, Adam sebagai manusia berdosa
mewariskan dosanya kepada seluruh keturunannya. Agar dosa ini terampuni,
seseorang yang memiliki keilahian harus menyelamatkan manusia melalui darahnya.
Manusia seperti ini menurut Paulus adalah Yesus. Untuk memenuhi status baru ini,
maka Yesus harus diberi gelar Anak Allah, Tuhan dan Juru Selamat. Dengan
demikian Yesus menjadi Tuhan yang berjalan-jalan di bumi.
Tanya
Dari mana
asal ide Dosa Warisan?
Jawab
Dari
filsafat Yunani yang diperkenalkan oleh Origen, bapak teologi YUnani. Filsafat Yunani yang diperkenalkan Origen ini dijelaskan oleh
Tony Lane dalam bukunya Christian Thought, 1984, hal
22-23:
Teologi
Yuniani ini kemudian dimasukkan ke dalam ajaran Kristen oleh Athanasius
(297-373M). Dalam bukunya The Incarnation of the Word, hal 20 dia
mengatakan :
Ini
sangat bertentangan dengan ajaran Yesus yang mengajarakan bahwa keselamatan
dapat dicapai dengan bertaqwa kepada Allah.
"Jawab Yesus: `Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu
tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik (Tuhan Allah).
Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup (sorga), turutilah segala
perintah Allah". (Matius 19:17)
"Inilah hidup yang kekal itu (sorga), yaitu bahwa
mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus
Kristus yang telah Engaku utus" (Yohanes 17:3)
Sejak ide
dosa warisan diperkenalkan oleh Athanasius, pemimpin gereja lainnya seperti
Arius dan pengikut-pengikutnya menentang ajaran yang dipetik dari ajaran
penyembah berhala ini. Arius menggunakan ayat-ayat Kitab Perjanjian Lama untuk
membuktikan bahwa tidak ada satu pun nabi di Perjanjian Lama yang mengajarkan
dosa warisan. Namun Athanasius pun tidak kehabisan akal. Dia memetik ayat-ayat
Perjanjian Lama kemudian menafsirkannya sesuai apa yang dia
inginkan.
Tanya
Apakah
Trinitas itu suatu misteri?
Jawab
Trinitas
adalah tiga Tuhan dalam satu. Tuhan Allah adalah misteri. Tak seorang pun pernah
melihat atau mengetahui seperti apa Tuhan itu. Yesus adalah manusia dengan tulang dan daging. Beliau hidup di dunia ini sebagai
orang yang memiliki sejarah hidup. Roh Kudus adalah "Tuhan" ciptaan Konsili yang
tidak dikenal di zaman Yesus.
"....kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus".
(Kis. 19:2)
Naskah
Laut Mati yang di tulis di zaman Yesus tidak pernah menyebut tentang Roh Kudus
yang di sembah.
Reverend
Dr. Charles Francis Potter dalam bukunya The Lost Year of Yesus
Revealed, 1992, hal 16, menjelaskan:
Biarawati
dan penulis kawakan Karen Armstrong dalam bukunya A History of God
hal. 135, mengutip pernyataan Gregory of Nazianzus, tokoh pemikir
Trinitas di abad ke IV yang menceritakan bagamana Roh Kudus yang tidak dikenal
di zaman Yesus menimbulkan berbagai permasalahan ketika mulai diperkenalkan di
abad ke IV.
Oleh
karena itu untuk menyatakan bahwa Allah yang tidak tampak, manusia Yesus yang
memiliki tulang dan daging dan Roh Kudus yang tidak pernah dikenal di zaman
Yesus adalah suatu zat, memang dapat dianggap misteri yang artinya aneh bin
ajaib. Doktrin ini membingungkan pencetusnya sendiri serta para agamawan Kristen. Mereka kesulitan menjelaskan ajaran penyembah
berhala ini dalam konteks Kristen. Ujung-ujungnya mereka menetapkan doktrin
Trinitas sebagai suatu misteri (Cave 1997).
Perhatikan bagaimana pengkuan jujur "Romonya" Trinitas,
Athanasius, dalam buku The Decline and Fall of the Roman Empire
yang ditulis oleh Edward Gibbon:
Baru saja
Athanasius mencoba memformulasikan hubungan Yesus sebagai Logos (Firman)
penyembah berhala dengan Tuhan Allah, dia sudah pusing. Belum lagi di tambah
dengan "Tuhan" Roh Kudus.
Monsignor Eugene Clark mengakui konsep Trinitas sulit dimengerti.
Untuk itu menurut dia, sebaiknya konsep Trinitas diterima saja walaupun tidak
dimengerti.
Hubungan
ketiga oknum dalam Trinitas dengan susah payah diciptakan oleh Gereja di
tengah-tengah pertentangan, kontroversi dan malah pertumpahan darah. Pemimpin
Gereja terpaksa harus mengeluarkan pernyataan untuk menerima ajaran Kristen
tanpa harus menyelidikinya. Uskup Agung Anslem, pemimpin Gereja di
Canterbury (1093-1109) dalam bukunya Prosologian I,
mengatakan:
Selanjutnya dalam bukunya Cur Deus Homo 1:2 dia menjelaskan
urut-urutan menerima ajaran yang misterius dalam Kristen :
Kalau
sudah begini keadaannya, berarti tidak ada lagi jalan bagi mereka yang ingin
mempertanyakan kebenaran suatu ajaran sebelum diyakini. Kalau yang diajarkan
kepada kita adalah sesuatu yang salah, sekuat apa pun kita mengimaninya, ya,
tetap saja salah, dan konsekwensinya kita akan dicampakkan ke dalam api
neraka.
Kalau
gereja sudah mengatakan demikian, sementara Yesus tidak pernah mengatakan bahwa
dirinya adalah oknum kedua dari Trinitas, berarti kita diberi kesan seakan-akan
Yesus sengaja menipu umatnya bani Israel, hanya untuk menyenangkan para
penyembah berhala di kerajaan Romawi.
Tanya
Mengapa
umat Kristen dapat menerima ide yang tidak masuk akal ini?
Jawab
Para
penginjil menurut Dr. Bruce Goldbert dalam bukunya " New Age Hypnosis"
hal. 2, sudah terlatih dalam pemanfaatan jurus-jurus hipnotisme dan sugesti.
Melalui teknik-teknik ini, dengan mudah mereka menaklukkan
alam bawah sadar jemaat atau individu. Mereka menggunakan cara-cara ini untuk
mencuci otak jemaat agar mudah memerima pesan-pesan, baik yang masuk akal maupun
yang tidak masuk akal, yang dikemas dengan retorika yang mempesona. Dengan cara
ini mereka dapat membuat sesuatu yang tidak masuk akal seakan-akan masuk akal.
Sementara jemaat yang sudah "berserah diri" hanya mampu menyahut " Amin, Amin".
Gordon Urquhart dalam bukunya The Pope's Armada, 1995, pada
halaman belakang menjelaskan misi rahasia Kristen mencuci otak
jemaat:
Tertullian dalam bukunya "The Flesh of Christ", hal. 5, memainkan
jurus ini :
Mike
Velarde, salah seorang pemimpin Kristen kharismatik di Filipina memperlihatkan
keampuhan pengaruhnya terhadap lebih sejuta pengikutnya dilapangan Philippine
International Convention Center dengan mengatakan bahwa mereka dapat memperoleh
rejeki dari Tuhan dengan membalikkan payungnya keatas untuk menampung rejeki
dari langit. Kemampuan Mike Velarde ini dikomentari oleh Pastor Robert
Reyes di Harian Philippine Daily Inquirer terbitan 29 Desember 1999,
hal. 9:
|
Betul sobat, tidak ada Trinitas di Alkitab, tapi ada poin spt itu sering disinggung oleh Tuhan Yesus, salah satunya Matius 28:18-19 "Baptislah mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus", dan masih ada yang disinggung bila anda membaca Perjanjuan Baru
BalasHapusSobat..tidak akan ada yang memahami cara kerja Allah yang misterius karena melampaui segala akal dan tidak bisa diterima secara logis, umat Kristen kadang tdk memahami apalagi umat lain. Bila ada ajaran yang mengatakan sempurna artinya si pembuat sudah memahami Allah pencipta.
Sobat..ajaran Kristus tdk banyak dan kompleks, Dia hanya mengajak untuk percaya bahwa dia jalan keselamatan, bahkan hukum yg Dia terapkan cuma satu yaitu "Kasih" Matius 12:30-31.
Demikian sobat, Tuhan memberkati anda dan sekeluarga.
Kita tak memahami kerja allah karna kita tidak pernah melihatnya sendiri.
HapusTrintas adalah pondasi dasar yang harus sepenuhnya di pahami oleh akal.